Opini
Oleh Fuad Bawazier (Mantan Menteri Keuangan) pada hari Senin, 05 Okt 2015 - 09:15:59 WIB
Bagikan Berita ini :

Opera Sabun Kebakaran Hutan

43Fuad Bawazier 004.jpg
Fuad Bawazier (Sumber foto : Eko S Hilman/TeropongSenayan)

Dari dulu saya yakin bahwa biang kerok kebakaran hutan di Sumatra dan Kalimantan adalah perusahaan-perusahaan besar pemilik perkebunan. Kenapa saya berkeyakinan seperti itu?

Pertama, yang kebakaran pada umumnya adalah hutan-hutan disamping perkebunan bukan perkebunannya! Sehingga patut disimpulkan bahwa kebakaran itu disengaja sebagai upaya perluasan kebun.

Kedua, sebagian Pulau Kalimantan adalah Sabah dan Serawak (Malaysia) serta Brunei dimana diwilayah-wilayah ini hutannya masih lebih lebat tapi praktis tidak ada kebakaran hutan. Saya yakin karena disana memang tidak ada konspirasi yang membakarnya!

Ketiga, melihat keadaan yang sudah genting dan memaksa ini, seharusnya Pemerintah RI menerbitkan Perppu yang menindak tegas dangan cara mengambil alih semua lahan yang terbakar.

Tapi ini tidak dilakukan pemerintah karena pemilik-pemilik lahan terbakar itu adalah perusahaan-perusahaan besar yang pemiliknya orang-orang kuat yang mempunyai hubungan dekat dengan penguasa. Sehingga ada perasaan tidak enak jika menindak tegas mereka.

Dapat diduga, hanya karena kemarahan dan tekanan publik sudah begitu meluas bahkan sampai keluar negeri, paling-paling pemerintah main opera sabun tapi tidak akan sungguh-sungguh menyita lahan konglomerat perkebunan itu.

Padahal kalau saja ada ancaman lahan yang kebakaran otomatis disita negara, Insha Allah tidak akan ada kebakaran hutan. Bahkan mereka akan menjaganya karena takut disita.

Keempat, jangan percaya dengan argumentasi pembakaran oleh rakyat tradisionil. Sudah tidak ada lagi rakyat tradisionil itu, mereka sudah tidak kebagian lahan.

Apalagi sekarang setelah mulai ada pengusutan dikabarkan bahwa pada umumnya titik api ada dalam wilayah milik perusahaan-perusahaan besar.

Nah, seberapa serius dan komitnya pemerintah mengatasi kebakaran ini? Pro Rakyat yang jadi korban atau pro penjahat pembakar hutan?

Atau apakah pemerintah mau menunggu sampai rakyat Sumatera dan Kalimantan mengambil tindakan sendiri terhadap perkebunan-perkebunan besar yang di anggap bertanggung-jawab pada bencana kebakaran hutan yang menyengsarakan rakyat?(*)

TeropongRakyat adalah media warga. Setiap opini/berita di TeropongRakyat menjadi tanggung jawab Penulis.

Disclaimer : Rubrik Opini adalah media masyarakat dalam menyampaikan tulisannya. Setiap Opini di kanal ini sepenuhnya menjadi tanggung jawab Penulis dan teropongsenayan.com terbebas dari segala macam bentuk tuntutan. Jika ada pihak yang berkeberatan atau merasa dirugikan dengan tulisan ini maka sesuai dengan undang-undang pers bahwa pihak tersebut dapat memberikan hak jawabnya kepada penulis Opini. Redaksi teropongsenayan.com akan menayangkan tulisan tersebut secara berimbang sebagai bagian dari hak jawab.

tag: #fuad  #lahan  #terbakar  
Bagikan Berita ini :
Advertisement
Leap Telkom Digital
advertisement
BANK DKI JACKONE
advertisement
We Stand For Palestinian
advertisement
DREAL PROPERTY
advertisement
DD MEMULIAKAN ANAK YATIM
advertisement
Opini Lainnya
Opini

Pelemahan Nilai Tukar Rupiah perlu Jalan Tengah

Oleh Ajib Hamdani (Analis Kebijakan Ekonomi Apindo)
pada hari Rabu, 22 Jan 2025
JAKARTA (TEROPONGSENAYAN) --Memasuki Bulan Januari  2025, kondisi ekonomi nasional dihadapkan dengan tantangan berupa pelemahan nilai tukar rupiah terhadap dolar. Pergerakan nilai tukar hampir ...
Opini

Debt Switch Surat Utang Negara Melanggar Undang-Undang, Diancam Pidana Penjara 20 Tahun

Sepuluh tahun terakhir, kondisi keuangan negara semakin tidak sehat. Utang pemerintah membengkak dari Rp2.600 triliun (2014) menjadi Rp8.700 triliun lebih pada akhir 2024.  Yang lebih ...