Berita
Oleh Ahmad Hatim Benarfa pada hari Sabtu, 24 Okt 2015 - 14:22:36 WIB
Bagikan Berita ini :

Rieke Ungkap Keanehan, Deutsche Bank Menetapkan Laba Pelindo II 2024 Sebesar Nol!

4Rieke Diah Pitaloka.jpg
Rieke Diah Pitaloka, Ketua Pansus Pelindo II (Sumber foto : Indra Kusuma/TeropongSenayan)

JAKARTA (TEROPONGSENAYAN)--Inilah salah satu temuan menarik yang diungkapkan Rieke Diah Pitaloka, Ketua Pansus Pelindo II. Saat rapat dengan Finance Research Institute (FRI) terbukti Deutsche Bank (DB) menetapkan laba BUMN ini nol pada 2024.

Penetapan itu dilakukan DB saat menjadi konsultan PT Pelindo II yang merekomendasikan perpanjangan JITC kepada Hutchinson. Meski semula ngotot, DB kemudian melakukan atas koreksi atas beberapa kekeliruan yang di temukan FRI.

"(DB) mengoreksi laba operasional perusahaan yang tiba-tiba nol (0) pada tahun 2024. Setelah dikoreksi diakui ada kesalahan, direvisi menjadi 37 juta US$," ujar Rieke dalam pesan yang diterima TeropongSenayan, Sabtu (24/10/2015).

Untuk mengetahui hasil rapat Pansus Pelindo II dengan FRI, berikut penjelasan selengkapnya yang dikirimkan oleh Rieke.

Rapat Pansus Pelindo II dengan Finance Research Institute (FRI).

Rapat 22 Oktober 2015
dimulai pada 17.40 di Ruang Rapat Panja Paripurna, Gd. Nusantara II lt. 2.

1.Finance Research Insitute (FRI) merupakan lembaga yang melakukan pengkajian dan analisa verifikasi proses valuasi PT Pelindo II. FRI adalah lembaga kredibel dengan latar belakang akademis dan dibayar secara profesional.

2.FRI diminta oleh Dewan Komisaris Pelindo untuk melakukan verifikasi atas valuasi yang dilakukan oleh Deutsche Bank (DB). FRI bertugas sejak 17 Februari hingga 18 Maret 2015. FRI lebih sering berkoordinasi dengan Agus Suharyono, salah satu Dewan Komisaris Pelindo II.

3.FRI tidak memiliki akses data apapun terhadap Pelindo II, melainkan hanya memiliki kewenangan untuk melakukan verifikasi dari data-data yang digunakan sebagai landasan valuasi oleh DB.

4.FRI mengajukan beberapa pertanyaan yang tidak dijawab oleh DB sebagai pemegang data. Pertanyaan tersebut didasarkan pada dua kali koreksi mendasar pada DB terkait angka keuntungan dan nilai perusahaan yang dianggap kurang tepat.

5.Proyeksi awal nilai perusahaan tidak tepat karena DB memproyeksikan Pelindo II semenjak tahun 2018 hingga 2039. FRI melihat adanya keanehan, menurutnya, seharusnya proyeksi dimulai pada akhir tahun 2014. DB bersikukuh metodenya tepat dan tidak mau mengoreksi tahun permulaan proyeksinya.

6.Koreksi yang dilakukan selain proyeksi pada poin (5), yakni mengoreksi laba operasional perusahaan yang tiba-tiba nol (0) pada tahun 2024. Setelah dikoreksi diakui ada kesalahan, direvisi menjadi 37 juta US$

7.Revisi lain yang dilakukan oleh DB yakni rental fee perusahaan tertulis di proyeksi sebesar 106 juta US$. Setelah dikoreksi, direvisi menjadi 86 juta US$

8.Menurut DB tidak ada hubungannya antara valuasi dengan kepemilikan saham di JICT. Menurut DB itu hanya kesepakatan antara Hutchinson dengan Direksi Pelindo II.

9. Selisih antara pengeluaran lebih besar daripada pemasukan menjadi proyeksi yang tidak memperoleh jawaban meski telah ditanyakan oleh FRI terhadap DB. Dalam hal ini, FRI telah menyampaikan daftar pertanyaan FRI ke DB kepada Pansus Pelindo II untuk menjadi bahan evaluasi.

Salam juang,

Rieke Diah Pitaloka

Ketua Pansus Angket Pelindo II

(ris)

tag: #rieke  #pansus pelindo  #fri  
Bagikan Berita ini :
Advertisement
Leap Telkom Digital
advertisement
BANK DKI JACKONE
advertisement
We Stand For Palestinian
advertisement
DREAL PROPERTY
advertisement
DD MEMULIAKAN ANAK YATIM
advertisement