Profil
Oleh Syamsul Bachtiar pada hari Rabu, 26 Nov 2014 - 15:13:39 WIB
Bagikan Berita ini :
Tak Hadiri Rapat Paripurna DPR

Ke Mana Saja Ara?

18ARA_02.jpg
Maruarar Sirait (Sumber foto : Mulkan Salmun)

JAKARTA (TEROPONGSENAYAN) - Sejak gagal menjadi menteri di kabinet kerja Jokowi, politisi PDIP Maruarar Sirait terlihat jarang ke DPR. Masih kecewa tak jadi menteri?

Padahal sebelumnya Ara sudah siap dilantik menjadi Menteri Komunikasi dan Informatika (Menkominfo). Namun tiba-tiba saja batal entah kenapa dan digantikan oleh Rudiantara. Bahkan dalam Rapat Paripurna (Rapur) DPR RI ke XI yang dihadiri sekitar 334 orang dari 560 anggota DPR, Ara-sapaan Maruarar juga tak terlihat menghadiri rapat tersebut.

Padahal rapat paripurna itu mengagendakan pembahasan perubahan UU MD3. "Saya tidak pernah lihat Mas Ara, mas," kata penjaga absensi yang enggan disebut namanya kepada TeropongSenayan di Jakarta, Rabu, (26/11/2014).

Dari pantauan TeropongSenayan di Rapat Paripurna tersebut, memang tidak ada tanda tangan Ara dalam daftar buku absensi.

Ara merupakan putra dari politisi senior PDIP Sabam Sirait. Namanya melambung lantaran kiprahnya di dunia politik cukup berperan penting dalam kemajuan partai berlambang moncong putih ini, terutama kasus Hak Angket Bank Century. Beberapa waktu lalu, Ara memang bolak-balik ke Singapura menunggu sang ayah yang sedang dirawat di salah satu rumah sakit di sana. (ec)


tag: #Politisi DPR  #PDIP  #  
Bagikan Berita ini :
Advertisement
Leap Telkom Digital
advertisement
BANK DKI JACKONE
advertisement
We Stand For Palestinian
advertisement
DREAL PROPERTY
advertisement
DD MEMULIAKAN ANAK YATIM
advertisement
Profil Lainnya
Profil

Perjuangan Tan Malaka: Dari Soviet, Vietnam, hingga Indonesia

Oleh Ariady Achmad
pada hari Rabu, 05 Feb 2025
Tan Malaka adalah sosok revolusioner yang tidak hanya bergerak di medan perang fisik, tetapi juga di ranah pemikiran dan strategi politik. Setelah bertahun-tahun berkelana di luar negeri, termasuk di ...
Profil

Otto Iskandar di Nata: Perjuangan Si Jalak Harupat dalam Menegakkan Keadilan

Bandung, 1920-an—Langit mendung menggelayut di atas perkampungan petani di Pekalongan. Di sebuah balai desa yang sederhana, puluhan petani berkumpul dengan wajah penuh kecemasan. Mereka bukan ...