JAKARTA (TEROPONGSENAYAN)-Klaim pemerintah bisa membeli dengan murah minyak mentah dari Angola hanya isapan jempol. Janji diskon sebesar 15 USD/barel tak terbukti diberikan Senangol, perusahaan minyak milik negara Angola.
Untuk itulah Ichsanudin Noorsy, pengamat ekonomi menantang pemerintah membuka perjanjian atau kontraknya. Dia meragukan diskon yang diklaim oleh Presiden Jokowi menguntungkan negara ini sebuah kebohongan publik.
"Pemerintah diimbau untuk terbuka (membuka kontrak-red). Bagaimana sesungguhnya perjanjian pokok antara RI dengann Angola," ujar Noorsy pada diskusi "Membedah Kebijakan Ekonomi-Politik Pemerintah Jokowi-JK" di Hotel Century Atlet, kemarin.
Noorsy ingin memastikan status klausul diskon 15 USD/barel itu. Sebab, jika tidak tercantum dalam kontrak maka memang perlu di dinegosiasikan ulang antara PT Pertamina dengan Senangol.
"Saya kira untuk minyak Angola, yang biaya pokok produksinya diatas 90 USD/barel. Dia (Senangol-red) akan keberatan memberikan diskon 15 USD /barel. Dan dia akan bicara pasti tidak 15 USDr. Karena itu besarsekali," tandas Noorsy yang juga mantan anggota DPR ini.(ris)