JAKARTA (TEROPONGSENAYAN) - Dwi Soetjipto, yang belum lama diangkat sebagai Dirut PT Pertamina, ternyata memiliki rekam jejak membuat hutang perusahaan yang pernah dipimpinnya. Ini, menurut Direktur Eksekutif Institut Ekonomi Politik Soekaro-Htta (IEPSK) M Hatta Taliwang, sangat mengkhawatirkan. Sebab, PT Pertamina mudah jatuh ke asing jika Dwi juga melakukan hal serupa saat memimpin BUMN migas ini.
Apalagi, tutur Hatta, sebagai perusahaan migas nasional terbesar dan masuk dalam 500 Fortune dengan peringkat utang yang tinggi sangat terbuka peluang bagi terakumulasinya modal asing dalam PT Pertamina. "Kondisi ini tentu merupakan ancaman terhadap kedaulatan negara atas migas dan keselamatan rakyat," kata Hatta Taliwang, Minggu (7/12/2014) di Jakarta.
Berbicara dalam sebuah diskusi yang bertajuk 'Pertamina di Bawah Ancaman Privatisasi dan Hutang Luar Negeri', di Dapur Selera, Tebet, Jakarta, Hatta mengungkapkan rekam jejak Dwi Soetjipto. Menurut dia, saat memimpin PT Semen Indonesia, Dwi justru membuat hutang sampai triliunan.
"Dwi sosok yang ahli dalam hal privatisasi. Ini ditunjukkan oleh pengalamannya dalam privatisasi BUMN yaitu PT Semen Indonesia hingga 49% kepemilikkannya di tangan swasta dan sebagian besar swasta asing," ujar Hatta yang juga mantan anggota DPR dari Fraksi Partai Amanat Nasional ini.
Hatta minta pemerintah untuk mewaspadai sepak terjang Dwi. Hatta juga mengingatkan bahwa PT Pertamina adalah BUMN yang strategis. Bukan hanya menguasai aset yang sangat besar, namun juga mengelola bisnis yang berhubungan dengan hajat hidup orang banyak. "Pertamina memegang fungsi yang sangat strategis dalam membangun ekonomi bangsa ini. Jika BUMN tidak memikirkan hal itu, maka kehancuran bangsa ini kian dekat," pungkasnya.(ris)