JAKARTA (TEROPONGSENAYAN) - Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Rini Soemarno membantah pemerintah akan melakukn privatisasi terhadap Pertamina untuk membayar hutang-hutangnya yang masih melilit. Yang dilakukan pemerintah, kata Menteri BUM itu, adalah menjual obligasi ke Amerika Serikat (AS). Dari dana tersebut, akan dipakai untuk mencetak Pertamina menjadi pemain global di industri energi.

Lebih lanjut Rini mengungkapkan tidak hanya Pertamina saja yang akan diberi dana pinjaman dari pihak asing tersebut. Melainkan juga kepada anak perusahaan BUMN lainnya secara merata. "Kalau dividennya diambil terus, maka modalnya tidak bertambah-tambah. Padahal untuk mengembangkan investasinya kita juga perlu menambahkan modal," kata Rini usai memperkenalkan tiga direksi yang baru di gedung BUMN lantai 21, Jakarta Pusat, Senin (8/12/14).

Sementara itu Rini juga menyatakan kalau dividennya lebih sedikit, maka otomatis keuntungan yang masuk menjadi bagian dari modal. Maka untuk itu cara obligasi inilah yang diambil guna mengembangkan sektor migas di Indonesia.

Namun saat ditanya perincian dana obligasi sebesar US$ 7 miliar tahun 2015 akan dibagi berapa rupiah di setiap anak perusahaan BUMN. Rini mengatakan bahwa persoalan ini akan dibicarakan lebih lanjut dengan Menteri Keuangan.

"Jadi presiden sudah memberikan arahan kepada kita termasuk menteri keuangan, dividen BUMN harus ditinjau kembali. Beberapa perusahaan (anak perusahaan BUMN) membutuhkan dividen ini ditahan, sehingga modalnya makin tambah dan dapat melakukan investasi lebih banyak," ujarnya. (b)