Jakarta
Oleh Alfian Risfil Auton pada hari Rabu, 18 Mei 2016 - 18:36:20 WIB
Bagikan Berita ini :

Syarif ‎ke Ahok: Jika tak Ngerti Sejarah, Sebaiknya Diam!

62ahokmelongo.jpg
Basuki Tjahaja Purnama, Gubernur DKI Jakarta (Sumber foto : Istimewa)

JAKARTA (TEROPONGSENAYAN) - Sekretaris Komisi A DPRD DKI Syarif mengingatkan agar Gubernur DKI Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) tak asal bicara terkait simbol PKI.

Syarif mengingatkan, Ahok jika tak mengerti sejarah Ahok sebaiknya diam saja. Menurutnya, Ahok tak boleh mengabaikan d‎arah dan air mata bangsa dalam mempertahankan ideologi (agama).

"Apa yang dimaksud dengan simbol adalah lambang kedekatan pikiran dengan hati. Bila Ahok mengatakan (simbol PK) tak masalah, itu salah besar," kata Syarif kepada TeropongSenayan, di DPRD DKI, Jakarta, Rabu (18/5/2016).

Syarif menjelaskan, bahwa bangsa Indonesia bukan negara yang menganut faham liberal yang bisa seenaknya bicara atau menyampaikan pendapat.

"Dalam konteks ini Ahok jelas salah dan keliru. Dan pernyataannya melukai hati pendiri, dan tokoh bangsa," tegas Syarif.

Karenanya, Syarif menyesalkan penyataan penguasa DKI itu, yang menyebut simbol komunis tak perlu dipermasalahkan.

"Ingat, hidup itu berawal dari simbol dulu. Kita kan burung Garuda simbol Negara kita. Jadi, itu jelas jika lambang palu arit dibiarkan, itu sama dengan membiarkan simbol komunis. Sama juga dengan lambang DKI kan Monas. Coba dihapus, kan sudah pasti bukan lagi Pemrov DKI Jakarta maksudnya," terang Syarif.

Meski begitu, Syarif mengaku, sejatinya tak mau ikut mengomentari pernyataan orang yang tak mengerti sejarah.

Selain itu, politisi Gerindra ini juga meyakini, bahwa pernyataan Ahok tersebut hanyalah upaya pengalihan isu dari dugaan kasus barter Rekamasi dengan Agung Podomoro yang kini membelit Ahok, sebagaimana diberikatakan salah satu media Nasional.

"Sebenarnya sih saya gak mau ikut ngomong sol ini, karena ini kan hanya pengalihan isu Ahok. Tapi terpaksa saya komentari karena menyangkut umat," tambah Syarif.

Diketahui, sebelumnya, Ahok menyatakan bahwa tidak boleh ada ideologi apapun selain pancasila. Termasuk yang berhaluan ekstrem kiri seperti penganut paham komunis, dan juga penganut fundamentalis agama yang berhaluan ekstrem kanan.

"Komunis kan ekstrem kiri. Ekstrem kanan bahaya juga enggak menurut kamu?. Teriak-teriak mau ganti Pancasila, tangkap itu harusnya," kata Ahok di Balai Kota, Selasa (17/5/2016).

Pernyataan Ahok disampaikan menanggapi maraknya razia terhadap simbol-simbol komunis. Menurut Ahok, keberadaan simbol komunis sebenarnya bukan sesuatu yang patut dipermasalahkan.

Yang penting, kata dia, pihak yang memasang simbol-simbol itu tidak ada maksud untuk merongrong Pancasila dan memaksa pihak lain untuk mengikutinya.

"Kalau dia sebarkan memaksa, mengganti ideologi, ya ditangkap dong. Kalau cuma sekadar itu, (simbol) kan sekarang kita menerapkan demokrasi, jadi kan bebas. Yang penting kamungumpul enggak bertujuan ganti ideologi," ujar Ahok. (icl)

tag: #  
Bagikan Berita ini :
Advertisement
Leap Telkom Digital
advertisement
BANK DKI JACKONE
advertisement
We Stand For Palestinian
advertisement
DREAL PROPERTY
advertisement
DD MEMULIAKAN ANAK YATIM
advertisement
Jakarta Lainnya
Jakarta

Mahasiswa Kecewa dengan Sikap KPK: Ancam Akan Lapor ke Jokowi

Oleh Sahlan Ake
pada hari Rabu, 10 Agu 2022
JAKARTA (TEROPONGSENAYAN) --Mahasiswa yang tergabung dalam Aliansi Mahasiswa Menggugat kembali melakukan aksi di depan Kantor Badan Perencanaan dan Pembangunan Nasional (Bappenas). Massa aksi ...
Jakarta

Muncul Nama Heru Budi Hartono Pengganti Anies Baswedan, Siapa Dia?

JAKARTA (TEROPONGSENAYAN)- Masa jabatan Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan akan habis masa jabatan pada 16 Oktober 2022. Mengingat Pilkada baru digelar 2024, posisi Anies akan diisi oleh penjabat ...