JAKARTA (TEROPONGSENAYAN) - Kalau ada kontes pasangan politisi ideal, rasanya nama Achmad Dimyati Natakusuma dan istrinya Irna Narulita akan terpilih menjadi salah satu pemenangnya. Mereka bisa disebut pasangan politisi ideal, setidaknya pasangan ini bisa lolos ke Senayan sebagai aggota DPR dari daerah pemilihan yang berbeda.
Dimyati yang mantan Bupati Pandeglang itu maju dari Dapil DKI Jakarta III pada Pemilu legislatif 2014 lalu, sementara istrinya Irna dari dapil Banten II (meliputi Lebak dan Pandeglang). Karier politik doktor ilmu hukum di Universitas Padjadjaran itu mencapai puncaknya, ketika menjadi wakil ketua MPR.
Dimyati, pernah menjadi bupati dua periode dan kini menjadi anggota DPR untuk periode kedua. Bagi lelaki kelahiran 17 September 1966 itu, semua sama dan biasa saja asal dijalani dengan keikhlasan. "Jalankan dan nikmati apa adanya, gak usah macam-macam," ujarnya.
Dia juga punya prinsip tidak pernah membenci orang, bahkan dengan binatang saja mestinya tidak boleh membenci. "Apalagi dengan sesama manusia," terang mantan Wakil Ketua Badan Legislasi DPR.
Karier politik Dimyati bermula dari Ketua Majelis Pakar DPW PPP Banten pada 2001. Tak lama kemudian dia diberi amanah memegang kendali DPW PPP Banten. Dia lalu terpilih menjadi Bupati Pandeglang selama dua periode 2000-2005. Periode pertama dia dipilih DPRD dan baru pada periode kedua melalui pemilihan langsung 2005-2009.
Setelah pensiun dari bupati, Dimyati ikut pemilu legislatif. Setelah di DPR rupanya dia melihat talenta istrinya tidak sebatas sebagai seorang ibu rumah tangga sehingga mendorongnya saat hendak menjadi calon gubernur berpasangan dengan Wahidin Halim. Sayang pasangan ini tidak mampu mengalahkan Ratu Atut Chosiyah dan Rano Karno.
Dalam kesibukannya Dimyati mengaku sering kehabisan waktu untuk berolah raga. "Dulu waktu jadi bupati, saya punya jadwal olahraga, kini hampir semuanya hilang. Paling-paling saat pagi treadmill, sekitar 30 menit," ucapnya.
Padahal, mantan ketua Kadin Pandeglang itu dulu punya hobi sepak bola. "Jadwal olahraga saya dulu, Senin main tenis lapangan, Selasa main sepakbola, Rabu tenis meja, Kamis main catur, jumat bulutangkis," terangnya.
Di tengah berbagai kesibukan, dia tetap berusaha menyisihkan waktunya untuk keluarga. Karena, meski dengan istri selalu bisa bertemu bahkan bersama-sama saat di DPR, dengan anak-anak tetap harus disediakan waktu luang. Tapi tidak jarang waktu luang itu pun dimanfaatkan untuk bertemu kontituen. (ss)