Jakarta
Oleh Alfian Risfil Auton pada hari Kamis, 15 Sep 2016 - 20:26:23 WIB
Bagikan Berita ini :

Warga Korban Penggusuran: Ahok Bukan Lagi Manusia

22PENGGGUSURAN.jpg
Ilustrasi (Sumber foto : Istimewa)

JAKARTA (TEROPONGSENAYAN) - Salah satu perwakilan warga Kampung Akuarium Penjaringan Jakarta Utara, Yati (43) menyesalkan gaya kepemimpinan gubernur Basuki Tjahaja Purnama (Ahok).

"Maaf, ini orang (Ahok) kalau boleh saya bilang bukan lagi manusia, tapi dajjal," kata Yati saat mengikuti Focus Group Discussion (FGD) yang diinisiasi oleh Komnas HAM, Jakarta, Kamis (15/9/2016).

Pernyataan itu merujuk pada alasan Ahok yang selama ini menuding warga menempati lahan secara ilegal tetapi begitu mudah menyerahkannya kepada pemilik modal atau pengembang.

"Hampir seluruh kasus penggusuran tidak pernah melalui proses musyawarah antara pemerintah dan warga. Di Akuarium Penjaringan, kami sekarang masih tinggal di perahu nelayan yang ada di pinggiran tanggul perairan Sunda Kelapa, dan Ahok tidak peduli," beber dia.

Padahal, menurut Yati, masalah penggusuran bukan saja soal kepemilikan hak atas tanah, melainkan juga sistem sosial yang sudah terbangun, baik berupa suasana persaudaraan, tempat kerja, maupun pertetanggaan yang tidak bisa diterjemahkan dengan cara memindahkan korban penggusuran ke rusunawa.

Selain itu, kata dia, rumah susun warga (rusunawa) yang diberikan Pemerintah Provinsi DKI Jakarta jaraknya terlalu jauh dari tempat mata pencaharian warga.

"Kami ini manusia, punya bangunan sosial berusia tahunan. Anak-anak sekolah disekitar sini, punya jamaah pengajian, mushola, tempat cari makan juga disini. Tetapi kami diusir paksa seperti memindahkan barang," katanya.

"Ironisnya lagi, kami tinggal Akuarium sudah puluhan tahun, beranak pinak disini dari kekek, orang tua, saya dan anak-anak saya semua lahir disini. Tetapi waktu penggusuran kami minta ditunda sampai anak selesai ujian sekolah tidak boleh, minta sampai Hari Raya Idul Fitri juga tidak boleh. Malah besoknya langsung kirim tentara, polisi dan Satpol PP. Ini pemerintah (Pemda) atau penjajah?," cetus Yati.‎

Karenanya, Yati tidak habis pikir dengan setiap penggusuran yang dilakukan Ahok selama ini seperti orang kesetanan. Tanpa mau ‎membuka ruang dialog dan selalu tergesa-gesa.

Tak hanya perwakilan warga Kampung Akuarium Penjaringan, korban penggusuran di Bukit Duri, Kalijodo, Pasar Ikan, dan Kampung Akuarium Rawajati dan lain-lain juga turut hadir dalam FGD tersebut. (icl)

tag: #  
Bagikan Berita ini :
Advertisement
Leap Telkom Digital
advertisement
BANK DKI JACKONE
advertisement
We Stand For Palestinian
advertisement
DREAL PROPERTY
advertisement
DD MEMULIAKAN ANAK YATIM
advertisement
Jakarta Lainnya
Jakarta

Mahasiswa Kecewa dengan Sikap KPK: Ancam Akan Lapor ke Jokowi

Oleh Sahlan Ake
pada hari Rabu, 10 Agu 2022
JAKARTA (TEROPONGSENAYAN) --Mahasiswa yang tergabung dalam Aliansi Mahasiswa Menggugat kembali melakukan aksi di depan Kantor Badan Perencanaan dan Pembangunan Nasional (Bappenas). Massa aksi ...
Jakarta

Muncul Nama Heru Budi Hartono Pengganti Anies Baswedan, Siapa Dia?

JAKARTA (TEROPONGSENAYAN)- Masa jabatan Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan akan habis masa jabatan pada 16 Oktober 2022. Mengingat Pilkada baru digelar 2024, posisi Anies akan diisi oleh penjabat ...