JAKARTA (TEROPONGSENAYAN)--Anggota Komisi III dari Fraksi Partai Gerindra, Raden Muhammad Syafi’i menilai kedatangan Presiden Jokowi ke acara aksi super damai 212 tak berguna. Pasalnya, kedatangan Jokowi itu tidak lebih dari sekedar pencitraan dan tidak akan membawa pengaruh apapun pada penegakan hukum.
“Saya sih tidak percaya. Percuma Jokowi hadir karena itu Cuma bagian dari pencitraan saja dan tidak akan membawa implikasi apapun pada proses penegakan hukum terhadap Ahok yang menjadi tuntuntan para peserta aksi,” ujar Raden M Syafi’i ketika dihubungi, Sabtu (3/12/2016).
Menurut dia, semua janji dan pernyataan Jokowi omong kosong. Dia pun mencontohkan soal saber pungli, harga daging turun, tidak boleh rangkap jabatan, Trisakti yang isinya berdaulat dalam politik, berdikari dalam ekonomoi dan berkpribadian dalam kebudayaan, maupun Nawacita semuanya omong kosong. Sebab pencuri kopi tetap ditahan, sementara yang korupsi besar seperti kasus lahan RS Sumber Waras dibiarkan,” tegasnya.
Khusus untuk kasus Ahok, pria yang kerap disapa Romo ini malah mengungkapkan bahwa penista Agama masih saja bebas. Padahal belum ada preseden sebelumnya penistaan agama bisa bebas dan justru sebelum ditetapkan jadi tersangka bahkan malah sudah ditahan.
“Di Sumut itu ada kasus yang ditetapkan Kejaksaan jadi kasus korupsi meski belum ada audit apapun dan belum ada bukti kerugian negara. Semenara untuk kasus Sumber Waras yang jelas telah diaudit oleh BPK, dan ditegaskan ada korupsi, justru dibiarkan bebas,” tegasnya.
Saat ini justru yang dilakukan oleh Jokowi adalah menghabisi orang-orang yang dianggap lawan dan melindungi orang-orang yang dia anggap sebagai kawan bagaimanapun caranya. ”Seperti penangkapan aktivisi itu. Menurut saya mereka justru adalah para pejuang yang mempertahankan NKRI, orang-orang yang prihatin pada kehancuran bangsa. Dengan penangkapan mereka maka proses penghancuran bangsa justru akan berjalan mulus,” tandasnya.(dia)