JAKARTA (TEROPONGSENAYAN) - Wakil Ketua Komisi I DPR Hanafi Rais menilai, Panglima TNI Jenderal Gatot Nurmantyo mempunyai alasan yang kuat menghentikan kerja sama militer dan menarik prajurit-prajurit terbaiknya dari pelatihan khusus militer di Australia.
Menurut Hanafi, sikap Panglima tersebut sebagai bagian dari kewajiban menyelenggarakan strategi sesuai Pasal 15 UU TNI. Maka itu, ia menegaskan tudingan sejumlah media Australia menuding Gatot berambisi ingin menjadi presiden sangat tidak mendasar.
"Dan yang penting, Panglima perlu mengusut tuntas indikasi yang mengancam pertahanan negara tersebut dan melaporkan kepada Presiden sebagai pemegang kekuasaan tertinggi angkatan bersenjata," kata Hanafi saat dihubungi, Jakarta, Sabtu (7/1/2016).
"Yang paling penting segala macam indikasi ancaman berkenaan keamanan dan pertahanan nasional, sekecil apapun, harus direspon serius. Lebih baik 'lebay' daripada kebobolan," ungkapnya.
Lebih jauh, Hanafi mengharapkan Panglima TNI Gatot Nurmantyo mengusut tuntas indikasi yang mengancam negara dan segera melaporkan ke Presiden Joko Widodo (Jokowi) terkait penghentian kerja sama militer dengan Australia.
"Keputusan Panglima jangan dianggap remeh," tutupnya. (icl)