JAKARTA (TEROPONGSENAYAN) - Wakil Ketua DPRD DKI, Mohamad Taufik mengatakan fenomena penolakan mensholatkan jenazah pembela penista agama adalah salah satu bentuk kekecewaan masyarakat terhadap penegakkan hukum di Indonesia.
"Jadi, itu bagian (ekspresi) kekecewaan. Ungkapan kekecewaan yang dirasakan masyarakat terhadap ketidakadilan hukum itu saja. Tapi, kadang kala orang cuma nyalahin yang giniannya. Sebab musababnya enggak dipikirin, enggak pernah disalahin," kata Taufik, Jakarta, Senin (27/2/2017).
Meski begitu, dia mengimbau agar masyarakat tidak melakukan hal-hal seperti itu. Namun disisi lain Ahok juga tidak boleh seenaknya menistakan agama.
"Ya musti dua-dua diimbau. yang satu jangan nista agama, yang satu jangan bikin (spanduk). Kalau enggak ada penista agama kan enggak bikin itu. harus seimbang gitu loh. Ini kan nyalahin orang pasang spanduk. yang ininya, yang tertera di isi spanduk, enggak pernah ngomong apa-apa," cetus Taufik.
Dia juga tidak membenarkan adanya spanduk tersebut. Namun, Ketua DPD Gerindra DKI ini menegaskan, spanduk itu tidak mungkin ada jika tidak ada kasus dugaan penistaan agama yang dilakukan Ahok.
"Jadi, ini bukan soal salah enggak salah. Ini ungkapan kekecewaan. Kalau enggak ada ini, kan enggak ada itu, sederhana." tandasnya.
Seperti diketahui, beberapa masjid di sudut Ibu Kota DKI, belakangan ini terpasang spanduk bertuliskan “Tidak Mensholatkan Jenazah Pembela Penistaan Agama”. (icl)