JAKARTA (TEROPONGSENAYAN)-Bukti ketidakhadiran kepemimpinan Jokowi adalah sikapnya yang bertele-tele mengambil keputusan. Akibatnya, masyarakat mulai meragukan kemampuan Jokowi memimpin pemerintahan dan negara.
Itulah sebabnya, ahli politik Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) Siti Zuhro menyebut kepemimpin Presiden Jokowi tidak konkrit. Bahkan seratus hari menjadi Presiden justru menyajikan ketidakpastian hukum dengan kelambanannya menyelesaian konflik KPK-Polri.
"Bertele-telenya penyelesaian konflik kPK-Polri dan belum ditetapkannya Kapolri baru membuat rakyat ragu dengan kapasitas Jokowi sebagai presiden yang seharusnya mampu menggunakan hak prerogatifnya," kata Zuhro dalam perbincangan dengan TeropongSenayan kemarin.
Siti mengatakan walaupun ada kekuatan politik tertentu yang menekannya, seharusnya Jokowi bisa menolaknya langsung sebab dia memegang mandat rakyat. Selain itu taruhannya sangat besar bagi integritas institusi penegak hukum dan legitimasi dirinya sebagai presiden.
Zuhro mengingatkan jika kekecewaan, ketidakpuasan dan kegalauan rakyat yang tak direspon tepat dan cepat membuat mereka menarik dukungan ke Jokowi. Sebab, saat menentukan pilihan rakyat memiliki harapan tinggi kepada Presiden ke tujuh itu.
Zuhro mengatakan publik menilai Jokowi tidak tegas dan tak cukup berwibawa dalam membuat keputusan yang harusnya diikuti oleh kekuatan-kekuatan politik pendukungnya. Inilah kilau kepemimpinan Jokowi yang disebut The New York Times mulai memudar.(ris)