Jakarta
Oleh Alfian Risfil Auton pada hari Minggu, 19 Mar 2017 - 17:19:54 WIB
Bagikan Berita ini :

Pecat Haji Lulung, PPP Djan Faridz Dinilai Alami Blunder Besar

86IMG_20170228_070508.jpg
M Taufik (Sumber foto : Aris Eko )

JAKARTA (TEROPONGSENAYAN)--Sesama politisi senior di Ibu Kota Jakarta, akhirnya Ketua DPD Gerindra DKI Mohamad Taufik ikut angkat suara atas pemecatan koleganya, Ketua DPW PPP DKI, Abraham 'Lulung' Lunggana oleh DPP PPP kubu Djan Faridz. Taufik menilai tindakan Djan itu bisa menjadi blunder besar.

Taufik menilai, pemecatan tersebut kian menambah panjang kisah pemecatan kader Parpol. Menurutnya langkah ini justru akan menjadi kerugian luar biasa bagi partai berlambang Ka'bah. Padahal partai politik ini pernah menjadi pemenang pemilu di ibukota.

"Bentar-bentar main pecat, ini adalah arogansi politik yang sesuka hati. Sangat tidak baik dan banyak contoh pemecatan hanya meninggalkan luka dan perpecahan yang pada ujungnya merugikan partai itu sendiri," kata Taufik saat berbincang dengan TeropongSenayan, Jakarta, Minggu (19/3/2017).

Apalagi, kata Taufik, di pentas perpolitikan Ibukota sosok Haji Lulung merupakan tokoh besar yang cukup berpengaruh. Dia mengatakan, bukan tidak mungkin suara PPP di DKI akan rontok di Pileg 2019 atas tindakan pemecatan itu.

"Haji Lulung itu tokoh besar. Jadi saya kira PPP akan kehilangan basis massanya di DKI bila (tetap-red) memecat Haji Lulung. Kan lebih terkenal Haji Lulung daripada Djan Faridz," jelas Taufik.

Taufik juga mengungkapkan, perbedaan sikap dalam politik adalah sebuah dinamika biasa. Menurut dia hal itu tidak boleh berujung pada perpecahan.Kalau pun ada perbedaan sikap, menurut Taufik, sebaiknya elite parpol juga tidak asal memaksakan kehendak.

"Berbedanya sikap kader arus bawah dengan elite harus menjadi intropeksi bagi pengurus. Partai politik sebagai suprastruktur politik, harus mau mendengar aspirasi apa yang menjadi kehendak arus bawah (grassrout)," ujarnya.

Karenanya, Taufik mengingatkan, elite parpol harus mampu mengartikulasikan apa yang menjadi kehendak kader di akar rumput.
"Harus dibangun tradisi politik yang mengutamakan musyawarah, duduk bersama dan mencari titik temu‎. Sehingga partai tetap suatu suara dalam bersikap," ujarnya.

M Taufik yang juga Wakil ketua DPRD DKI ini juga berpesan, elite partai politik tidak boleh mengangkangi suara kadernya di akar rumput. Lebih-lebih basis suara PPP adalah umat Islam.

"Kalau elite sudah tidak mau mendengar suara rumput yang bergoyang, ya... repot. Partai politik tersebut akan ditinggalkan rakyat. Pak Djan saya kira tidak bisa tutup mata dengan aspirasi umat Islam di Aksi Bela Islam 411 dan 212," pungkas Taufik.

Diberitakan sebelumnya, PPP kubu Djan Faridz memilih memecat Haji Lulung, lantaran Wakil Ketua DPRD DKI Jakarta tersebut tidak patuh dengan perintah partai. Haji Lulung menolak ajakan Djan untuk mendukung Calon Gubernur petahana yang kini menyandang status terdakwa penistaan Agama, Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) pada putaran kedua Pilgub DKI 2017.

"Mulai hari ini DPP secara resmi memecat Haji Lulung berserta rombongannya di DPRD DKI," kata Djan saat dikonfirmasi wartawan, Senin (13/3/2017) pekan lalu.(ris)

tag: #  
Bagikan Berita ini :
Advertisement
Leap Telkom Digital
advertisement
BANK DKI JACKONE
advertisement
We Stand For Palestinian
advertisement
DREAL PROPERTY
advertisement
DD MEMULIAKAN ANAK YATIM
advertisement
Jakarta Lainnya
Jakarta

Mahasiswa Kecewa dengan Sikap KPK: Ancam Akan Lapor ke Jokowi

Oleh Sahlan Ake
pada hari Rabu, 10 Agu 2022
JAKARTA (TEROPONGSENAYAN) --Mahasiswa yang tergabung dalam Aliansi Mahasiswa Menggugat kembali melakukan aksi di depan Kantor Badan Perencanaan dan Pembangunan Nasional (Bappenas). Massa aksi ...
Jakarta

Muncul Nama Heru Budi Hartono Pengganti Anies Baswedan, Siapa Dia?

JAKARTA (TEROPONGSENAYAN)- Masa jabatan Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan akan habis masa jabatan pada 16 Oktober 2022. Mengingat Pilkada baru digelar 2024, posisi Anies akan diisi oleh penjabat ...