Opini
Oleh Zeng Wei Jian pada hari Selasa, 25 Apr 2017 - 07:37:30 WIB
Bagikan Berita ini :

Helikopter Anies

28IMG_20170414_195606.jpg
Zeng Wei Jian (Sumber foto : Istimewa )

Out of their deep frustation and grievance, Ahoker mendeskreditkan Anies. Apa pun yang dilakukan Anies, harus diserang. Supaya citra Anies jatuh. Itu tujuan Barisan Sakit Hati (Ahoker).

Anies naik Gojek dicibir pencitraan. Anies naik helikopter dibilang borju. Anies naik bajaj dicaci lebay. Pokoke, Anies harus salah. Anies mesti jelek. Kasian ya Ahoker itu.

Dua hari setelah dinyatakan menang quick count, Djan Faridz minta ketemu Anies. Publik menduga Faridz mau nego. Biasa itu di politik. Kubu kalah bakal ditinggal. Merapat ke pemenang. Banyak pahlawan kesiangan.

Di sini, Anies memperlihatkan kualitas seorang filsuf. Sebagai ex aktifis, akademisi dan tokoh berpengaruh (versi Forbes), Anies bersikap etis.

Anies bilang sebaiknya Faridz ketemu dulu dengan Haji Lulung.

Berdasarkan etika politik, reaksi Anies ini bermakna sangat dalam. Very very deep. Semua orang tau, Jilung pro Anies. Sekali pun Faridz Ketua DPP, namun dia harus permisi dulu dengan Jilung.

Jelas, Anies orang yang tak melupakan budi. Dia apresiasi Jilung. Bila Anies langsung terima tawaran Faridz, maka sama saja Anies bertindak tidak etis. Di sini, saya merasa Jakarta tidak salah pilih pemimpin.

Menurut filsuf Wolff, "Making political decisions requires judgement and skill. It should, Plato urges, be left to the experts.”

Filsuf adalah seseorang yang cinta wisdom (Nichols). Anies sangat bijak. Kasus Djan Faridz ini buktinya. Bukti bahwa Anies seorang filsuf sekaligus punya skill dalam membuat keputusan politik.

Soal helikopter yang dinyinyirin BSA Ahoker, itu masalah etika normatif. Yaitu masuk ranah pratical means. Sekalipun keok telak, Ahok masih gubernur de jure. Jakarta sangat macet. Ahok gagal benahi problem kemacetan ini. Ahok ngapain aja selama ini. Anies akan dianggap tidak respek kepada Ahok bila dia datang telat.

Demi menghormati seorang gubenur (keok), dan mengatasi masalah kemacetan, Anies dipinjami helikopter. Dan itu biasa saja. But ooppsss...Ahoker sedang sakit hati. Mereka stress berat akibat kalah di pilgub. Wajar cari sensasi. Anies jadi target amarah dan dengki.

But, This guy has manners, intelligence, a sense of humor, and a kind heart. That is Anies Baswedan, Gubernur Baru DKI Jakarta.(*)

Disclaimer : Rubrik Opini adalah media masyarakat dalam menyampaikan tulisannya. Setiap Opini di kanal ini sepenuhnya menjadi tanggung jawab Penulis dan teropongsenayan.com terbebas dari segala macam bentuk tuntutan. Jika ada pihak yang berkeberatan atau merasa dirugikan dengan tulisan ini maka sesuai dengan undang-undang pers bahwa pihak tersebut dapat memberikan hak jawabnya kepada penulis Opini. Redaksi teropongsenayan.com akan menayangkan tulisan tersebut secara berimbang sebagai bagian dari hak jawab.

tag: #  
Bagikan Berita ini :
Advertisement
Leap Telkom Digital
advertisement
RAMADHAN 2025 H ABDUL WACHID
advertisement
DOMPET DHUAFA RAMADHAN PALESTIN
advertisement
RAMADHAN 2025 M HAEKAL
advertisement
RAMADHAN 2025 AHMAD NAJIB Q
advertisement
DD MEMULIAKAN ANAK YATIM
advertisement
Opini Lainnya
Opini

Dugaan Konflik Kepentingan dalam Investasi Telkomsel di GOTO

Oleh Tim Teropong Senayan
pada hari Selasa, 25 Mar 2025
Jakarta, 25 Maret 2025- Dari investigasi yg didapat,muncul bukti baru yang memperkuat dugaan adanya keterlibatan orang dalam dalam keputusan investasi Telkomsel—anak perusahaan ...
Opini

Kejagung Harus Memastikan Pertamina Tidak Mengulang Lagi Penyimpangan Saat Pengadaan Minyak

JAKARTA - Pengadaan impor minyak mentah dan kondensat untuk kebutuhan kilang serta impor bahan bakar minyak (BBM) yang totalnya mencapai sekitar 1 juta barel perhari untuk memenuhi konsumsi BBM ...