Opini
Oleh Tri Sasono (Ketua Bidang Humas FSP BUMN Bersatu) pada hari Minggu, 01 Mar 2015 - 08:59:36 WIB
Bagikan Berita ini :

Operasi Pasar Beras Murah Pemerintah Kualitasnya Buruk

27Beras (bulog).jpg
Beras di Bulog (Sumber foto : bulog.co.id)

Kenaikan harga beras yang mencapai 30 persen membuat harga beras dengan kualitas rendah pun mencapai Rp 11.000 per kilogram. Kenaikan harga beras juga telah menyebabkan penghasilan kaum buruh makin jauh panggang dari hidup sejahtera.

Kenaikan Upah Minimum Regional (UMR) yang dinikmati buruh untuk tahun 2015 tidaklah mencukupi, apalagi saat ini dibarengi dengan ongkos transportasi yang ikut naik juga akibat kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM).

Begitupula, kenaikan harga beras dan langkahnya gas berukuran 3 kg serta diikuti naiknya harga sembilan bahan pokok lainnya telah meyebabkan harga-harga makanan dan minuman di warung warung tempat buruh mengonsumsi makan siangnya juga ikut naik harganya. Yang biasanya cukup dengan 15 ribu rupiah buruh membayar sepiring nasi dengan dua jenis lauk, saat ini buruh harus membayar 20 ribu rupiah .

Begitupula akibat kenaikan harga beras dan harga gas 3 kg meyebabkan berkurangnya pendapatan ekonomi keluarga para pekerja di sektor informal seperti tukang ojek, tukang becak, pedagang asongan serta buruh lepas harian.

Pemerintah telah melakukan operasi pasar terkait tingginya harga beras dengan mengunakan buffer stock beras raskin yang disimpan di Bulog dengan harga 7300 rupiah per kilogram, tetapi dari pemantauan serikat pekerja dan laporan masyarakat beras operasi pasar sudah rusak dan bau, berbatu serta banyak kutunya.

Jika memperhatikan mutu beras yang dijual oleh operasi pasar pemerintah sebenarnya adalah jatah beras raskin yang tidak dibagikan selama empat bulan dari bulan November 2014 sampai dengan saat ini. Dimana beras raskin itu adalah jatah masyarakat miskin penerima KIS. Akibat tidak dibagikan selama empat bulan beras menjadi rusak.

Terkait pernyataan Jokowi bahwa ada yang bermain, yang meyebabkan harga beras naik justru disebabkan oleh menterinya sendiri yaitu Menteri Koordinator Pembangunan Manusia dan Kebudayaan yang dipimpin Puan Maharani yang tidak mengurusi beras raskin dan KIS yang menyebabkan harga beras naik.

Kenaikan harga beras bukan karena adanya yang ingin bermain agar pemerintah mengizinkan impor Beras adalah salah besar karena buffer stock tidak dikelola dengan baik serta banyak daerah gagal panen akibat fenomena perubahan cuaca dan kekeringan.(yn)

Disclaimer : Rubrik Opini adalah media masyarakat dalam menyampaikan tulisannya. Setiap Opini di kanal ini sepenuhnya menjadi tanggung jawab Penulis dan teropongsenayan.com terbebas dari segala macam bentuk tuntutan. Jika ada pihak yang berkeberatan atau merasa dirugikan dengan tulisan ini maka sesuai dengan undang-undang pers bahwa pihak tersebut dapat memberikan hak jawabnya kepada penulis Opini. Redaksi teropongsenayan.com akan menayangkan tulisan tersebut secara berimbang sebagai bagian dari hak jawab.

tag: #Beras Naik  #Harga Beras  #Operasi Pasar  
Bagikan Berita ini :
Advertisement
Leap Telkom Digital
advertisement
BANK DKI JACKONE
advertisement
We Stand For Palestinian
advertisement
DREAL PROPERTY
advertisement
DD MEMULIAKAN ANAK YATIM
advertisement
Opini Lainnya
Opini

Pelemahan Nilai Tukar Rupiah perlu Jalan Tengah

Oleh Ajib Hamdani (Analis Kebijakan Ekonomi Apindo)
pada hari Rabu, 22 Jan 2025
JAKARTA (TEROPONGSENAYAN) --Memasuki Bulan Januari  2025, kondisi ekonomi nasional dihadapkan dengan tantangan berupa pelemahan nilai tukar rupiah terhadap dolar. Pergerakan nilai tukar hampir ...
Opini

Debt Switch Surat Utang Negara Melanggar Undang-Undang, Diancam Pidana Penjara 20 Tahun

Sepuluh tahun terakhir, kondisi keuangan negara semakin tidak sehat. Utang pemerintah membengkak dari Rp2.600 triliun (2014) menjadi Rp8.700 triliun lebih pada akhir 2024.  Yang lebih ...