JAKARTA (TEROPONGSENAYAN)--Saat pertemuan dengan DPD I, Plt Ketua Umum DPP Partai Golkar Idrus Marham tegas minta jajaran Golkar mematuhi hasil rapat pleno. Sebaliknya usai pertemuan, Nusron Wahid mengatakan suasana kebatinan pengurus DPD I justru meminta pelaksanaan Munaslub.
"Ya suasana kebatinan mengarahnya kesana (Munaslub). Kalau toh ada bahasa-bahasa yang lebih halus dalam rangka bahasa menjaga perasaan. Tapi memang semua sudah rata-rata punya basis kesadaran, partai ini kalo mau selamat memang harus munaslub. Hanya masalah waktu," ujar Nusron di hotel Sultan setelah menggelar rapat tertutup dengan DPD Partai Golkar seluruh Indonesia, Sabtu (25/11/2017).
Nusron yang juga Koordinator Bidang Pemenangan Pemilu Indonesia I DPP Partai Golkar, mengatakan pengurus pusat akan menampung aspirasi DPD I tersebut. Menurut Nusron, wacana itu hanya tinggal menunggu waktu yang tepat karena seluruh pengurus daerah sudah merasakan hal yang sama yaitu segera menggelar Munaslub.
Nusron mengatakan meski nanti Setya Novanto menang dalam proses sidang praperadilan yang akan digelar pada 30 November mendatang harus tetap diadakan Munaslub. Sehingga Munaslub tidak akan terbendung.
"Suasana batin Insya Allah akan ada munaslub. Cuma itu tidak disampaikan tinggal masalahnya adalah kalau beliau (Setya Novanto) kalah di praperadilan itu otomatis Munaslub. Kalau sampai menang ya tinggal diatur positioningnya yang pimpin Munaslub bisa jadi beliau (Setya Novanto). Tapi tetap ada munaslub," tegasnya.
Mengenai sosok yang tepat pengganti Setya Novanto, Novanto mengatakan harus mampu membawa Partai Golkar ke citra positif. Selain itu juga harus bisa mengajak seluruh kader untuk bersatu.
"Tapi jujur saja, kita-kita di lapangan kalau ada munas biasanya ada pemilihan, ada luka. Nah biasanya recoverynya itu 6 bulan sampai 1 tahun. Sementara bulan 8 kan sudah proses pendaftaran calon. Supaya tidak ada luka, semangat kita ingin siapapun yang menang nanti adalah semangat musyawarah untuk mufakat," kata Nusron.(dia)