Opini
Oleh Habis Marati pada hari Minggu, 21 Jan 2018 - 11:10:36 WIB
Bagikan Berita ini :

Pecah Kongsi Wiranto-OSO, Buah Simalakama Bagi Jokowi

43IMG_20170429_120217.jpg
Habil Marati (Sumber foto : Istimewa )

Hampir semua elit bangsa Indonesia paham betul keeratan hubungan Jokowi, OSO dan Wiranto. Wiranto dan OSO sama sama mengendalikan Partai Hanura, dan kita pun tahu bahwa Hanura terus menerus mendukung semua kebijakan kebijakan Jokowi. Wiranto dan OSO sama-sama memiliki hubungan khusus dengan Jokowi dan sangat dekat. OSO, Ketua umum Partai Hanura merangkap Ketua DPD dan Wakil Ketua MPR. Sedangkan Wiranto di samping sebagai Ketua Dewan Pembina Partai Hanura juga sebagai Menkopolhukam yang membawahi Menhukham.

Gejolak serta konflik internal Hanura dipastikan akan mengoyak hubungan OSO dengan Wiranto, dan efeknya akan mempersulit posisi Jokowi di dalam menghadapi konflik Hanura. Kalau Jokowi berpihak pada salah satu antara OSO atau Wiranto akan menimbulkan gejolak dan menjadi beban politik Jokowi dalam Pilpres 2019.

Sementara itu, warning pertama bagi Jokowi adalah sulitnya PDIP mencari Calon Gubernur 2018, bahkan PDIP harus mencalonkan Djarot untuk Cagub Sumut yang sangat sulit di pahami oleh masyarakat Sumatera Utara itu sendiri. Gejala ini tidak bisa diabaikan oleh Jokowi. PDIP sebagai pendukung Utama Jokowi semestinya mudah memenangkan seluruh Pilgub 2018 ini, sebab harus ada korelasi politik antara PDIP, Jokowi, Pilgub dan peningkatan kesejahteraan masyarakat dan rasa keadilan.

Bagi masyarakat Daerah yang merasakan manfaat langsung maupun tidak langsung atas kebijakan-kebijakan pembangunan Presiden Jokowi mestinya seluruh Gubernur yang di usung PDIP menang. Tapi kalau Cagub-Cagub yang diusung PDIP kalah, maka ini warning ketiga bagi Jokowi dalam pilpres 2019.

Demikian juga ujian yang tidak kalah berat jadi beban Jokowi adalah pecahnya internal Hanura yang ber efek pada pecahnya hubungan Oso dan Wiranto. Kalau Jokowi mengambil sikap untuk berpihak pada salah satu antara pihak OSO atau Wiranto maka dalam pilpres 2019 Jokowi akan ditinggalkan salah satu dari mereka dan ini sangat tidak menguntungkan bagi Jokowi, bagai buah Simalakama.

Warning ketiga bagi Jokowi adalah munculnya calon calon Presiden di luar Prabowo, dimana calon calon President baru ini di usung oleh PKS, Gerindra, dan PAN dan digerakan oleh HRS, UAS, BN, GNPF dan Ulama Ulama 411, 212 serta Alumni 212. Dari pengalaman-pengalaman proses politik selama ini bahwa menjelang Pemilihan anggota DPR akan ada satu atau dua Menteri yang akan mengundurkan diri dari Kabinet karena dicalonkan oleh partainya sebagai Caleg. Hal ini juga akan sangat mempengaruhi pilpres 2019 terhadap Jokowi.(*)

Disclaimer : Rubrik Opini adalah media masyarakat dalam menyampaikan tulisannya. Setiap Opini di kanal ini sepenuhnya menjadi tanggung jawab Penulis dan teropongsenayan.com terbebas dari segala macam bentuk tuntutan. Jika ada pihak yang berkeberatan atau merasa dirugikan dengan tulisan ini maka sesuai dengan undang-undang pers bahwa pihak tersebut dapat memberikan hak jawabnya kepada penulis Opini. Redaksi teropongsenayan.com akan menayangkan tulisan tersebut secara berimbang sebagai bagian dari hak jawab.

tag: #  
Bagikan Berita ini :
Advertisement
Leap Telkom Digital
advertisement
BANK DKI JACKONE
advertisement
We Stand For Palestinian
advertisement
DREAL PROPERTY
advertisement
DD MEMULIAKAN ANAK YATIM
advertisement
Opini Lainnya
Opini

Pragmatisme Politik di Indonesia: Adaptasi atau Oportunisme?

Oleh Ariady Achmad
pada hari Jumat, 31 Jan 2025
Dalam lanskap politik Indonesia, perpindahan tokoh dari satu pemerintahan ke pemerintahan lainnya bukanlah hal baru. Salah satu kasus yang menarik perhatian publik adalah perjalanan politik Budi Arie ...
Opini

TNI-Polri, Pilar Negara yang Harus Profesional dan Netral

Dalam Rapat Pimpinan (Rapim) TNI-Polri kamis 30 Januari 2025 di Jakarya, Presiden Prabowo Subianto menegaskan bahwa salah satu ciri negara gagal adalah tidak efektifnya kerja TNI dan Polri. Ia juga ...