JAKARTA (TEROPONGSENAYAN)-Bagi Saleh Partaonan Daulay dunia politik bukan barang baru. Sejak mahasiswa sudah malang melintang mengikuti berbagai organisasi.
Malah pemuda kelahiran Sibuhuan, 5 April 1974 sempat menjabat Ketua umum Pemuda Muhammadiyah 2010-2014. Sebelum masuk ke Pemuda Muhammadiyah, Saleh mengawali Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah (IMM). Dia juga terlibat aktif di Himpunan Mahasiswa Islam, Ikatan Cendikiawan Muslim Indonesia (ICMI) dan Majelis Ulama Indonesia (MUI).
Usai matang di ormas, Saleh memutuskan masuk ke Partai Amanat Nasional (PAN). "Saya masuk partai politik secara formal sejak mencalonkan diri menjadi anggota legislatif," kata Saleh kepada TeropongSenayan di Jakarta, Kamis (02/04/2015).
Padahal, lanjut alumnus Fakultas Sastra Universitas Sumatera Utara (USU), dirinya saat itu memiliki segudang aktifitas, karena menggeluti dunia kampus. "Sebelumnya, saya adalah dosen di FISIP UIN Syarif Hidayatullah Jakarta," terang Ketua Komisi VIII DPR.
Namun dorong dan semangat terjun ke politik membuatnya harus 'cuti sementara' dari mengajar. Saat didaulat menjadi pimpinan komisi, Saleh benar-benar harus fokus menjaga amanah dari konstituen. "Menjadi anggota DPR itu harus bisa memperjuangkan amanah rakyat. Ini berat sekali, jadi tak bisa jadi sambilan," terang anggota Fraksi PAN.
Kini sudah beberapa bulan Saleh Partaonan Daulay memimpin komisi yang membidangi masalah haji, bencana alam dan masalah sosial. "Tentu ada suka dukanya memimpin Komisi VIII. Karena kepemimpinan komisi itu sifatnya kolektif kolegial," imbuhnya. (ec)