JAKARTA (TEROPONGSENAYAN) - Pakar Hukum Tata Negara Universitas Parahyangan, Bandung, Asep Warlan menilai Wakil Presiden Jusuf Kalla terlalu ikut campur dalam persoalan hukum di negara ini. Bahkan pernyataannya terkadang membuat kontroversial.
Padahal, ujar Asep, kewenangan tertinggi di negara ini dipegang oleh Presiden Joko Widodo. Oleh karenanya JK seharusnya bisa bersinergi dengan Jokowi dalam setiap pernyataannya, agar publik tidak bertanya-tanya atas kisruh KPK dan Polri.
"Pak JK ini terlalu reaktif dan kadang mendahului presiden. Saya kira bila begini terus maka masyarakat bingung, kok Presiden dan wakilnya tidak bersinergi, ada apa? Sebetulnya yang Presiden Jokowi atau Jusuf Kalla," kata Asep kepada TeropongSenayan, Jakarta, Senin (4/5/2015).
Oleh karenanya, ia berharap agar JK bisa membangun kualitas komunikasi yang baik dengan Jokowi agar pemerintahan bisa berjalan dengan baik. Lagi pula kata dia, dalam kasus Novel Baswedan tidak ada tindakan intervensi dari Jokowi.
"Jokowi saya lihat tidak lakukan intervensi kasus Novel Baswedan. Justru Jokowi ingin KPK bisa mempercepat penanganan kasus korupsi yang saat ini sedang diproses, makanya Jokowi minta Kapolri tidak menahan Novel," pungkasnya.
Sebelumnya Presiden Jokowi memerintahkan Kapolri agar tak menahan penyidik KPK Novel Baswedan, Wakil Presiden Jusuf Kalla justru mengatakan penangkapan dan penahanan terhadap Novel justru bukan bentuk kriminalisasi karena kasus penganiayaan tersebut memang terjadi. (iy)