Opini
Oleh Soemantri Hassan (Pemerhati Kebijakan Publik) pada hari Sabtu, 10 Agu 2019 - 10:16:05 WIB
Bagikan Berita ini :

Disrupsi Pertanian : Sentilan Papa Online Pada Pelaku Impor-imporan

tscom_news_photo_1565406965.jpeg
Ilustrasi (Sumber foto : ist)

Sebagai oposisi spesifik, Sandiaga Salahuddin Uno sudah menjalankan tugasnya bukan saja mengkritik tapi aplikatif. Ia konsisten.

Kali ini ia bicara soal abainya pemerintah menjawab stabilisasi harga harga komoditas pertanian. Papa online melakukan sentilan pada pelaku rezim yang gemar impor-imporan di saat panen. Hal ini konsisten ia sampaikan pada debat pilpres stop impor di saat panen.

Dibutuhkan Satu Disrupsi Pertanian

Papa online bukan saja mengkritik tapi mengamati jalan keluar. Solusi menahan nafsu impor menurutnya perlu satu disrupsi di sektor pertanian.

Disrupsi menurut pengetahuan umum adalah mengubah aktivitas-aktivitas di dunia nyata ke arah dunia maya, atau digitalisasi.

Sektor pertanian butuh itu. Bukan sekadar tampilan website kementeriannya dan atau proyek pengadaannya. Tapi budaya kerja dan organisasi nya masih abad 18.

Yang dimaksud papa online kebutuhan satu disrupsi di sektor pertanian adalah kebutuhan sistem informasi management dan pengelolaan datanya.

Kebutuhan impor atau tidak impor haruslah berdasarkan data yang ada. Bukan berdasarkan keinginan pengambil kebijakan.

Praktek praktek disrupsi di sektor kementerian bukan tidak ada pun di sektor pertanian, tapi baru sebatas uji coba. Alias Proyek ongkos. Tidak commited.

Ambil contoh Sistem Resi Gudang (SRG). SRG niatan awalnya mulia. Menstabilkan harga komoditas pertanian dan meningkatkan kesejahteraan petani. Oia lucunya ini jadi tupoksi Kementerian Perdagangan. Bukan Pertanian.

Apa lacur, prestasinya hanya satu uji coba dari satu komoditas ke komoditas. Sudah ada UU SRG nya. Sudah ada Peraturan menterinya tapi tidak jalan tuh. Kenapa? Tidak ada cuannya mungkin.

Entah pembuat UU nya yang masuk angin atau pelaksananya yang tak commited menstabilkan harga harga komoditas pertanian.(plt)

Disclaimer : Rubrik Opini adalah media masyarakat dalam menyampaikan tulisannya. Setiap Opini di kanal ini sepenuhnya menjadi tanggung jawab Penulis dan teropongsenayan.com terbebas dari segala macam bentuk tuntutan. Jika ada pihak yang berkeberatan atau merasa dirugikan dengan tulisan ini maka sesuai dengan undang-undang pers bahwa pihak tersebut dapat memberikan hak jawabnya kepada penulis Opini. Redaksi teropongsenayan.com akan menayangkan tulisan tersebut secara berimbang sebagai bagian dari hak jawab.

tag: #impor-pangan  
Bagikan Berita ini :
Advertisement
Leap Telkom Digital
advertisement
BANK DKI JACKONE
advertisement
We Stand For Palestinian
advertisement
DREAL PROPERTY
advertisement
DD MEMULIAKAN ANAK YATIM
advertisement
Opini Lainnya
Opini

Pelemahan Nilai Tukar Rupiah perlu Jalan Tengah

Oleh Ajib Hamdani (Analis Kebijakan Ekonomi Apindo)
pada hari Rabu, 22 Jan 2025
JAKARTA (TEROPONGSENAYAN) --Memasuki Bulan Januari  2025, kondisi ekonomi nasional dihadapkan dengan tantangan berupa pelemahan nilai tukar rupiah terhadap dolar. Pergerakan nilai tukar hampir ...
Opini

Debt Switch Surat Utang Negara Melanggar Undang-Undang, Diancam Pidana Penjara 20 Tahun

Sepuluh tahun terakhir, kondisi keuangan negara semakin tidak sehat. Utang pemerintah membengkak dari Rp2.600 triliun (2014) menjadi Rp8.700 triliun lebih pada akhir 2024.  Yang lebih ...