Opini
Oleh Soemantri Hassan (Pemerhati Kebijakan Publik) pada hari Senin, 19 Agu 2019 - 06:59:32 WIB
Bagikan Berita ini :
Peringatan 40 Hari: Satu Tahun Hari Bersejarah Di Tanah Reklamasi

Pesan Anies: Apakah Berhenti Sebagai Pesan Atau Narasi Cerdas

tscom_news_photo_1566172772.jpg
(Sumber foto : Istimewa)

Per hari ini 18 Agustus 2019 sebelum 00.00 wib, tepat 40 hari.Hari bersejarah dalam jagat politik di tanah air. Ada birokrat membangkang pada kekuasaan yang begitu kuat.

Teluk Jakarta dihentikan lewat sepucuk surat atas tanda tangan Gubernur DKI Jakarta. Jagat politik nasional panik. Sepanik yang telah membuat sertipikat hak milik "sim salabim" satu bulan jadi.

Kini dan disini, masih di tengah euforia pelaksanaan hari kemerdekaan Anies kembali membuat gebrakan melakukan seremonial di tanah yang ia rebut demi rakyat Jakarta yang ia cinta.

Seremonial melakukan upacara kemerdekaan di tanah jarang orang bisa masuk. Di tanah reklamasi. Anies berujar ia ingin memberi pesan pada semua. Bahwa apa yang ia telah lakukan pada 28 September 2018 akan terus ia gelorakan bahwa itu milik rakyat.

Pertanyaan selanjutnya bagi warga Jakarta seperti saya, apakah ini berhenti sebatas pesan? mubazir menurut saya.

Dalam 40 hari ke depan, tepatnya 26 September 2019, Anies bukan lagi memberi pesan tapi narasi cerdas menjadi karya baru.

Anies Butuh Narasi Cerdas

Anies butuh narasi cerdas mewujudkan aset yang menjadi wewenangnya menjadi program aksi. Narasi cerdas yang mendesak pemberdayaan masyarakat pesisir Jakarta bagian utara dan Kepulauan seribu.

Narasi itu mengutip Hudsonian a la Madiun, Konsep Sontoloyo Mardigu WP membangun Bursa Ikan di tanah reklamasi. Bursa? Ya, Anies dengan kewenangannya bisa memerintahkan cerdik pandainya membangun infrastruktur keuangan baru di luar mainstream

Bursa ikan yang digadang gadang Mardigu sejatinya exit strategi keluar dari aturan kaku Keynesian. Bank dan Central Bank. Sampai botak sariawan tidak ada alokasi aset buat wong cilik dalam neraca para bankir yang hebat hebat itu.

Bursa ikan semacam pembentukan pasar lelang ikan yang modern bukan pasar lelang yang ada sekarang di Muara Baru Jakarta Utara sebatas jual beli. Bukan itu. Tapi suatu pembentukan Bursa layaknya Bursa Efek Jakarta (BEJ) kini BEI di tahun 1996. Konsultan dari Australia yang konsepkan.

Bursa Ikan sebagai pasar lelang komoditi modern sangat perlu dan mendesak. Tapi jangan pake konsultan asing. Biar test the water Mardigu WP memberikan konsepsi dan aplikasi dan dewan riset daerah yang bergaji.

Anies Lovers kudu menyadari bahwa pesan hanya kata kata. Jangan dorong Anies mabuk kata kata. Tidak membangkitkan. Anies butuh narasi. Kita sodorkan di tanah itu narasi mendirikan bursa ikan.Ijinkan saya seruput kopi menyudahi proposal pendahuluan ini.

Disclaimer : Rubrik Opini adalah media masyarakat dalam menyampaikan tulisannya. Setiap Opini di kanal ini sepenuhnya menjadi tanggung jawab Penulis dan teropongsenayan.com terbebas dari segala macam bentuk tuntutan. Jika ada pihak yang berkeberatan atau merasa dirugikan dengan tulisan ini maka sesuai dengan undang-undang pers bahwa pihak tersebut dapat memberikan hak jawabnya kepada penulis Opini. Redaksi teropongsenayan.com akan menayangkan tulisan tersebut secara berimbang sebagai bagian dari hak jawab.

tag: #  
Bagikan Berita ini :
Advertisement
Leap Telkom Digital
advertisement
BANK DKI JACKONE
advertisement
We Stand For Palestinian
advertisement
DREAL PROPERTY
advertisement
DD MEMULIAKAN ANAK YATIM
advertisement
Opini Lainnya
Opini

Badai Kecil Golkar dan Bahlil yang Jumawa

Oleh Ariady Achmad (Politisi Senior Partai Golkar, Mantan Anggota DPR RI dan Sahabat Dekat Gus Dur
pada hari Kamis, 14 Nov 2024
Golkar adalah partai politik yang memiliki jejak panjang dalam kehidupan demokrasi di Indonesia. Jatuh bangun, pahit getir telah dilalui sehingga menjadi salah satu partai politik yang matang dan ...
Opini

Prabowo dan Dilema yang Tidak Mudah Diselesaikan

Prabowo Subianto berada di persimpangan jalan yang kompleks dalam hubungannya dengan Joko Widodo (Jokowi) dan Gibran Rakabuming. Kedua figur ini, terutama Gibran yang dikenal dengan julukan Fufufafa, ...