Opini
Oleh Tommy pada hari Rabu, 10 Jun 2020 - 07:11:17 WIB
Bagikan Berita ini :

WHO : Kecil Kemungkinan Pasien Tanpa Gejala Tularkan Covid-19

tscom_news_photo_1591747877.jpg
masyarakat di keramaian (Sumber foto : kompas)

JAKARTA (TEROPONGSENAYAN)-Organisasi kesehatan dunia (WHO) mengungkapkan, kecil kemungkinan pasien viruscorona(Covid-19) tanpa gejala mendorong penyebaran virus.

"Dari data kami menunjukkan masih jarang orang tanpa gejala (asimptomatik) bisa menularkan ke individu sekunder. Ini sangat langka," kata Head of WHO’s Emerging Diseases and Zoonosis Unit, Dr. Maria Van Kerkhove, pada briefing di kantornya Jenewa, Swiss, Selasa (9/6).

Menurut WHO, pemerintah di dunia harus fokus mendeteksi dan mengisolasi orang yang terinfeksi dengan gejala, dan melacak siapa saja yang telah melakukan kontak dengan mereka.

Van Kerkhove mengakui bahwa beberapa penelitian telah mengindikasikan penyebaran asimptomatik atau presimptomatik di panti jompo dan di rumah tangga. "Namun dibutuhkan lebih banyak penelitian dan data untuk benar-benar menjawab pertanyaan apakah viruscoronadapat menyebar secara luas melalui orang tanpa gejala (OTG)," tambah Van Kerkhove.

Dia mengatakan, WHO memiliki sejumlah laporan dari negara-negara yang melakukan pelacakan kontak sangat rinci. "Mereka mengikuti kasus OTG. Mereka mengikuti kontak. Dan mereka tidak menemukan transmisi sekunder. Sangat jarang," kata Van Kerkhove.

Jika penyebaran asimptomatik terbukti tidak menjadi penyebab utama penularan viruscorona, maka berimplikasi pada kebijakan ke depan. Sebuah laporan Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit AS (CDC) yang diterbitkan pada 1 April mengutip potensi penularan presimptomatik sebagai alasan pentingnya menjaga jarak sosial.

“Temuan ini juga menunjukkan bahwa untuk mengendalikan pandemi, mungkin tidak cukup membatasi kontak pada orang yang bergejala, karena orang tanpa gejala dapat menularkan infeksi,” kata studi CDC.

Yang pasti, kata Van Kerkhove, penyebaran virus dari orang tanpa gejala masih terjadi, tetapi sangat jarang. Temuan itu memiliki implikasi penting bagaimana cara menyaring virus dan membatasi penyebarannya.

WHO ingin fokus mengikuti kasus simptomatik (bergejala). "Jika kita benar-benar mengikuti semua kasus simptomatik, mengisolasi kasus-kasus itu, mengikuti kontak dan mengkarantina kontak tersebut, kita akan secara drastis mengurangi wabah itu," kata Van Kerkhove.

Disclaimer : Rubrik Opini adalah media masyarakat dalam menyampaikan tulisannya. Setiap Opini di kanal ini sepenuhnya menjadi tanggung jawab Penulis dan teropongsenayan.com terbebas dari segala macam bentuk tuntutan. Jika ada pihak yang berkeberatan atau merasa dirugikan dengan tulisan ini maka sesuai dengan undang-undang pers bahwa pihak tersebut dapat memberikan hak jawabnya kepada penulis Opini. Redaksi teropongsenayan.com akan menayangkan tulisan tersebut secara berimbang sebagai bagian dari hak jawab.

tag: #covid-19  #who  
Bagikan Berita ini :
Advertisement
Leap Telkom Digital
advertisement
BANK DKI JACKONE
advertisement
We Stand For Palestinian
advertisement
DREAL PROPERTY
advertisement
DD MEMULIAKAN ANAK YATIM
advertisement
Opini Lainnya
Opini

Evaluasi Jampidsus Diperlukan: Dugaan Hilangnya Perkara Sugar Group dan Uang Suap Rp 920 Miliar.

Oleh Goldy Arsyi
pada hari Minggu, 23 Feb 2025
Jakarta, 21 Februari 2025 – Evaluasi terhadap Jaksa Agung Muda Tindak Pidana Khusus (Jampidsus) dinilai mendesak, terutama terkait dugaan hilangnya perkara yang melibatkan Sugar Group dengan ...
Opini

Menimbang ontologi auman Megawati

Jakarta, 23 Februari 2025- Akhir akhir ini ruang publik kita dikejutkan oleh hadirnya sebuah auman serangan Megawati atas kepemimpinan nasional. Hal itu dilakukan menanggapi penahanan Hasto ...