JAKARTA (TEROPONGSENAYAN)-Kepulangan Habib Rizieq Shihab (HRS) telah menimbulkan spekulasi tentang poros politik baru. Tiba-tiba saja Mantan Wakil Presiden Jusuf Kalla menjadi buah bibir karena ada dugaan terlibat kepulangan Habib Rizieq dari Arab Saudi. Sambutan yang hangat dari Gubernur Anies Baswedan juga menjadi sorotan karena terjadi di tengah dugaan pelanggaran protokol kesehatan oleh para pendukung Habib Rizieq.
Spekulasi ini cukup membuat pihak JK tidak nyaman.Juru Bicara Jusuf Kalla, Husain Abdullah, menanggapi kabar yang menyebut ada keterlibatan JK dalam pemulangan Habib Rizieq Shihab ke Indonesia. "Saya ingin menegaskan, Wakil Presiden ke-10 dan 12 Muhammad Jusuf Kalla, tidak punya sangkut paut dengan kepulangan Habib Rizieq Shihab," kata Husain, Minggu (22/11).
Menurut dia, JK tidak pernah berkomunikasi dengan Habib Rizieq sebelum kepulangan ke Indonesia. JK juga tidak mendanai proses kepulangan Habib Rizieq. "Pak JK tidak pernah mengkomunikasikan atau pun mendanai kepulangan HRS," lanjut dia. "Tidak bersangkut paut dengan kepulangan HRS apalagi politik dalam negeri, apalagi 2024," kata Husain. "Sebagai negara Pancasila, kita wajib menghargai dan menghormati warga negara Indonesia yang melaksanakan ritual ibadah keagamaannya dan kiranya tidak dinodai dengan fitnah murahan,” tutur Husain.
Kekosongan Pemimpin?
Bantahan JK ingin mengatakan dirinya tidak ada sangkut paut dengan buntut dari kedatangan Habib Rizieq. Tapi JK sendiri sebelumnya membuat komentar tentang pengaruh Habib Rizieq yang memiliki banyak pengikut.Ia menyoroti banyaknya orang yang menjadi pengikut pemimpin Front Pembela Islam (FPI). Menurut Jusuf Kalla, hal itu merupakan indikator adanya permasalahan dalam sistem demokrasi Indonesia. "Kenapa ratusan ribu orang itu, kenapa dia tidak percaya DPR untuk berbicara? Kenapa tidak dipercaya partai-partai khususnya partai Islam? Untuk mewakili masyarakat itu," ujar Jusuf Kalla dalam diskusi bertajuk Partisipasi Masyarakat Sipil dalam Membangun Demokrasi yang Sehat, secara virtual, Jumat (20/11/2020).
Pertanyaan-pertanyaan tersebut, menurut Jusuf Kalla (JK), sangat penting untuk dievaluasi dan dipelajari, khususnya bagi partai-partai Islam, termasuk PKS.
Jika tidak dievaluasi dan dipelajari, akan menimbulkan masalah baru dalam sistem demokrasi yang sedang berjalan di Indonesia. "Jangan sampai kita kembali lagi ke demokrasi jalanan. Ini bisa kembali apabila wakil-wakil yang dipilih tidak memperhatikan aspirasi seperti itu," katanya.
Selain itu, permasalahan Habib Rizieq Shihab ini, dikarenakan tidak adanya pemimpin yang mampu menyerap aspirasi masyarakat."Kenapa masalah Habib Rizieq begitu hebat permasalahannya. Sehingga polisi (dan) tentara turun tangan. Sepertinya kita menghadapi sesuatu yang goncangan. Kenapa itu terjadi?"
"Ini menurut saya karena ada kekosongan pemimpin, pemimpin yang menyerap aspirasi masyarakat," tutur dia.
Jumlah pengikut Habib Rizieq ini tersebar di berbagai tempat. Tidak hanya di Jakarta, di banyak daerah juga terdapat perwakilan FPI.Jumlah pengikut dan simpatisan bisa terlihat dari kerumunan saat Habib Rizieq Shihab berada di berbagai tempat yang didatangi.
Contoh terakhir yang terlihat adalah, kerumunan ribuan orang saat menjemput Rizieq Shihab di Bandara Soekarno-Hatta, acara Maulid Nabi Muhammad SAW di Petamburan, acara di Tebet, dan di Megamendung, Bogor.
Kaitan dengan Anies
Pengamat politik dari Universitas Al Azhar Ujang Komarudin mengatakan, menengok kebelakang, saat pemilihan kepala daerah DKI Jakarta 2017 silam, Habib Rizieq berperan memenangkan Anies melawan rivalnya Basuki Tjahaja Purnama atau Ahok. "Kalau memang seandainya ingin membantu Anies di 2024, adalah hal yang biasa saja dalam politik," kata Ujang kepada media, Jumat (13/11/2020). Dukungan JK kepada Anies datang saat Anies mencalonkan diri sebagai Gubernur DKI Jakarta.
Direktur Eksekutif Indonesia Political Opinion Dedi Kurnia Syah mengatakan JK bisa menyasar kelompok elit dan bisa menopang Anies dari segi finansial dan pemikiran. Sementara basis massa menjadi wilayah Rizieq.