Menjelang Ramadhan terjadi gejolak harga-harga kebutuhan pokok. Inilah lagu lama yang senantiasa berulang kembali. Anehnya, sepertinya tak ada yang bisa menghalanginya. Meski tak sedikit masyarakat kelas bawah menjerit.
Apakah lagu lama ini terdengar merdu bagi sebagian pihak. Entahlah. Apapun, menurut saya ada yang sengaja ingin mendapatkan keuntungan dalam situasi pasar lebih besar permintaan daripada penawaran.
Ramadhan memang senantiasa diikuti meningkatnya konsumsi. Terutama bahan-bahan kebutuhan pokok. Ini terjadi merata diseluruh wilayah. Baik di perkotaan maupun di perdesaan. Semua mengalami situasi ini.
Harga beras, daging sapi, daging ayam, sayuran, cabe dan sejenisnya semua mengalami kenaikan. Bahkan beberapa diantaranya ada yang naik diatas 100 persen. Tentu hal ini merenggut kenyamanan masyarakat.
Begitulah jika pasar sedang mengalami peningkatan permintaan. Hukum pasar yang berlaku. Untuk itulah dibutuhkan tangan atau peran pemerintah. Melalui serangkaian operasi pasar, pemerintah bertugas mengembalikan harga.
Pihak yang serakah mengambil keuntungan sebesar-besarnya. Namun tak usah terlalu risau. Karena ada berkah dibalik kelakukan serakah. Itulah yang dilakukan para dermawan di bulan suci ini yakni membagi berkah bagi sesama.(*)
Disclaimer : Rubrik Opini adalah media masyarakat dalam menyampaikan tulisannya. Setiap Opini di kanal ini sepenuhnya menjadi tanggung jawab Penulis dan teropongsenayan.com terbebas dari segala macam bentuk tuntutan. Jika ada pihak yang berkeberatan atau merasa dirugikan dengan tulisan ini maka sesuai dengan undang-undang pers bahwa pihak tersebut dapat memberikan hak jawabnya kepada penulis Opini. Redaksi teropongsenayan.com akan menayangkan tulisan tersebut secara berimbang sebagai bagian dari hak jawab.
tag: #kongkow malam #bareng #sys ns