Melemahnya rupiah tak perlu terlalu diratapi. Meski juga bukan mencuekin seperti angin lalu. Bagai sebuah gelombang laut maka bangsa ini harus bisa berselancar memanfaatkan energi dan kekuatannya untuk mencapai pantai.
Melemaynya rupiah sejatinya berkah bagi eksportir. Sebab, dalam satuan volume atau ukuran yang sama maka nilainya akan berlipat dibanding sebelumnya. Bukankah ini berkah yang juga perlu dimaksimalkan dan disyukuri.
Untuk itulah, saat menguatnya mata uang dollar marilah kita berlomba-lomba menggenjot produk ekspor. Terutama produk-produk hasil olahan atau pabrik yang sudah memilini nilai tambah. Produk bahan mentah sebaiknya diolah dulu.
Sebaliknya inilah saatnya menggencarkan kampanye mengurangi impor. Pasalnya harga produk ekspor itu harganya menjadi selangit dengan melemahnya rupiah. Ini sekaligus sebagai cara tepat untuk mengusir kebiasaan masyarakat menggandrungi produk ekspor.
Momentum ini sekaligus saat paling baik untuk menggalakkan pemakaian produksi lokal atau dalam negeri. Sudah terlalu lama dan terlena bangsa ini menggandrungi produk asing dan menyepelekan produk dalam negeri.
Padahal produk lokal atau dalam negeri sebenarnya memiliki kualitas yang tak kalah dengan produk asing. Jika barang itu bisa dibuat anak bangsa marilah kita memilih dan membelinya. Sekaligus mencampakkan buatan asing. Gitu saja kok repot.(*)
Disclaimer : Rubrik Opini adalah media masyarakat dalam menyampaikan tulisannya. Setiap Opini di kanal ini sepenuhnya menjadi tanggung jawab Penulis dan teropongsenayan.com terbebas dari segala macam bentuk tuntutan. Jika ada pihak yang berkeberatan atau merasa dirugikan dengan tulisan ini maka sesuai dengan undang-undang pers bahwa pihak tersebut dapat memberikan hak jawabnya kepada penulis Opini. Redaksi teropongsenayan.com akan menayangkan tulisan tersebut secara berimbang sebagai bagian dari hak jawab.
tag: #kongkow malam #bareng #sys ns