JAKARTA (TEROPONGSENAYAN) - Gubernur DKI Jakarta, Basuki Tjahaja Purnama (Ahok), berencana akan menambah armada bus TransJakarta. Namun, kali ini pihaknya tidak akan lagi membeli bus berbahan bakar gas (BBG). Tetapi bus yang berbahan bakar solar.
"Tapi bus Transjakarta berbahan solar saat ini belum bisa beroperasi di ruas jalan ibu kota," kata Ahok, di Stasiun Gondangdia, Jakarta, Rabu (10/6/2015).
Oleh karena itu, lanjut Ahok, sebelum membeli bus tersebut terlebih dahulu pihaknya akan mengusulkan perubahan Peraturan Daerah (Perda) Nomor Tahun 2005 tentang Pengendalian Pencemaran Udara ke DPRD DKI.
Sebab dalam pasal 20 ayat 1 PErda tersebut disebutkan, angkutan umum dan kendaraan operasional Pemprov DKI wajib menggunakan Bahan Bakar Gas (BBG) sebagai upaya pengendalian emisi gas buang kendaraan bermotor.
Dengan demikian, dalam perubahan perda yang akan diajukan nanti, tidak hanya terbatas dan berpatokan pada BBG, tetapi bahan bakar yang boleh digunakan adalah yang ramah lingkungan.
"Jadi, Perda juga mau kita ubah bukan cuma bicara gas, tapi yang ramah lingkungan. Sekarang semua mobil Pemprov DKI juga pakai solar kok," ujar Ahok.
Ahok juga mengatakan, sebelum Perda diubah, bus TransJakarta yang berbahan bakar solar nantinya akan dioperasikan pada malam hari.
Meski begitu, kata Ahok, pihaknya juga akan menerapkan standar yang tinggi untuk bus berbahan bakar solar. "Mungkin untuk sementara kita bisa operasikan pada malam hari dulu. Kan ada Euro 3 dan Euro 4," jelas Ahok.
Selain itu, Ahok juga berencana akan membeli bus dalam jumlah banyak. Bahkan, kata dia, tidak masalah jika nantinya DKI Jakarta kelebihan bus.
Karena menurut dia, ke depan semua koridor TransJakarta akan beroperasi selama 24 jam.
"Kita enggak masalah kelebihan bus, karena nanti kita mau jalanin 24 jam. Biar nanti semua bus terintegrasi untuk masuk semua wilayah ada bus. Itu konsepnya," jelas Ahok. (mnx)