JAKARTA (TEROPONGSENAYAN)- Penanganan banjir semakin baik di Jakarta. Terbukti meski hujan deras berlangsung tadi malam, pada pagi hari ini, Kamis (21/10) Jakarta sudah surut. Berdasarkan monitoring BPBD DKI hingga pukul 07.30 WIB, tidak ada laporan banjir.
"Alhamdulillah nihil (banjir)," kata Plt Kepala BPBD DKI Jakarta Sabdo Kurnianto saat dikonfirmasi.
Sabdo menuturkan, beberapa wilayah sempat terendam banjir. Namun genangan air bisa langsung diatasi.
"Sekitar pukul 02.30 WIB, sudah teratasi dan surut," ucap dia.
Sementara dari laporan TMC Polda Metro Jaya, suasana arus lalu lintas dari daerah Tomang, Slipi, Fatmawati hingga Monas ramai lancar. Tidak ada genangan air di sana.
Hujan dengan intensitas sedang hingga lebat melanda Jabodetabek pada Rabu (20/10) malam pukul 23.00 WIB hingga Kamis (21/10) dini hari pukul 02.00 WIB.
Akibat hujan deras, beberapa wilayah sempat terendam banjir seperti di Jakarta Selatan dan Jakarta Barat.
BMKG telah mengeluarkan peringatan dini terkait potensi bencana alam akibat fenomena La Nina. DKI Jakarta termasuk salah satu daerah yang berpotensi terdampak La Nina.
La Nina 2021 diprediksi relatif sama dengan 2020 yakni berdampak pada peningkatan curah hujan bulanan berkisar antara 20-70% di atas normalnya.
Hal ini memicu bencana Hidrometeorologi seperti banjir, longsor, banjir bandang, angin kencang atau puting beliung ataupun badai tropis.
BPBD DKI Jakarta meminta masyarakat untuk waspada dan menyiapkan antisipasi menghadapi bencana dampak fenomena La Nina.
Ada lima langkah antisipasi yang bisa dilakukan oleh masyarakat DKI.
Pertama rutin memantau tinggi muka air jika terjadi hujan melalui website BPBD DKI.
Kedua menghubungi Jakarta siaga di 112.
Ketiga, masyarakat bisa menekan tombol darurat di aplikasi Jakarta Aman jika terjadi bencana alam seperti banjir.
Keempat melapor melalui aplikasi JAKI jika terjadi banjir.
Kelima, masyarakat bisa memantau banjir di website pantaubanjir.jakarta.go.id
Pemprov DKI tengah menyiapkan alat untuk mengukur curah hujan sebagai langkah untuk memprediksi titik banjir, sekaligus persiapan untuk menerima limpahan air dari daerah lain.
Anies menjelaskan, saat ini seluruh kelurahan di Jakarta yang berjumlah 267 semuanya telah memiliki alat ukur curah hujan tersendiri.