JAKARTA (TEROPONGSENAYAN) - Sudah menjadi tradisi, setiap Ramadhan jalanan Jakarta selalu dibanjiri dengan ribuan Penyandang Masalah Kesejahteraan Sosial (PMKS). Umumnya mereka datang dari beberapa daerah di Jawa Barat dan Jawa Tengah.
Bagi mereka (PMKS, red.), momen Ramadhan merupakan waktu yang tepat untuk menerima sedekah dari warga Ibu Kota. Situasi tersebut jelas menjadi beban tersendiri bagi Pemprov DKI Jakarta. Pasalnya keberadaan mereka dinilai sangat mengganggu kenyamanan pengendara dan ketertiban umum.
Dengan demikian, Suku Dinas Sosial Jakarta Pusat sudah melakukan beragam antisipasi untuk mencegah maraknya PMKS yang berkeliaran di wilayahnya. Diantaranya adalah dengan menempatkan 10 anggota Satgas Pengawasan dan Pengendalian Sosial (P3S) di titik-titik rawan PMKS.
"Ada empat titik paling rawan PMKS, seperti perempatan Harmoni, Bundaran Hotel Indonesia, TPU Karet Bivak dan Pasar Tanah Abang," kata Kepala Suku Dinas Sosial Jakarta Pusat, Susana Budi Susilowati, di Jakarta, Jumat (19/6/2015).
Selain menempatkan petugas P3S di titik rawan PMKS, lanjut Susana, pihaknya juga akan makin intensif menggelar penertiban PMKS.
“Nantinya para PMKS yang tertangkap akan dibawa ke panti sosial untuk memperoleh pembinaan,” ungkapnya.
"Kami juga mengimbau warga untuk tidak membeli dan memberikan sesuatu kepada para PMKS. Kalau masyarakat ingin menyalurkan bantuan ataupun bersedekah, sebaiknya dilakukan di lembaga resmi pemerintah atau yang dikelola masyarakat saja," papar Susana.
Selain itu, Susana berpesan, apabila warga melihat PMKS berkeliaran di seputar wilayah Jakarta Pusat, untuk kesediaannya menghubunginya di nomor: 021-3845944. (mnx)