DaiParlemen
Oleh Achmad Fauzan Harun SH, M.Kom (Anggota DPR F-PPP) pada hari Senin, 29 Jun 2015 - 11:07:01 WIB
Bagikan Berita ini :

Puasa Membentuk Karakter Berkualitas (Taqwa) (1)

75Taqwa.jpg
Ilustrasi (Sumber foto : Istimewa)

(TEROPONGSENAYAN) - Bulan Ramadhan bagi kaum muslimin adalah melaksanakan puasa sebagai perwujudan keimanan. Makna puasa (shiyam) secara harfiah : al-imsak artinya berpantang atau menahan diri daripada melakukan sesuatu. Dalam istilah syara’ al-shiyam diartikansebagai menahan diri daripada makan, minum, berhubungan seksual sejak terbit fajar sampai terbenam matahari.

Inti pokok kandungan pengertian al-shiyam sebenarnya pada “proses menunda kesenangan sesaat” untuk mendapatkan“kepuasan/keberhasilan yang maksimal di masa datang”. Kemampuan menunda kesenangan sesaat berkaitan dengan “pengendalian diri” atau “sabar”. Itulah sebabnya ada hadist mengatakan bahwa al-Shiyam nisfu shabr, al-shabr nisfu al- Iman artinya Puasa adalah sebagian dari sabar; dan sabar adalah sebagian dari iman.

Tradisi puasa adalah gejala universal. Artinya telah dilakukan oleh berbagai orang, berbagai agama, berbagai suku/bangsa dalam berbagai peradaban. Sebagaimana Al Quran menjelaskan :“Hai orang-orang yang beriman, diwajibkan atas kamu berpuasa sebagaimanadiwajibkan atas orang-orang sebelum kamu agar kamu bertakwa.”(QS. al-Baqarah: 183). Pada ayat tersebut al-Qur’an suci menjelaskan bahwa tujuan puasa adalah agar manusia menjadi taqwa yakni menjaga diri dari berbuat kejahatan.

Taqwa (Tattaqun) berasal dari ittaqa artinya“menjaga sesuatu dari apa yang membahayakan dan melukai” atau “menjaga diri dari apa yang dikhawatirkan akan berakibat buruk pada dirinya.” Artinya dalam altar syari’ah Islam; tradisi puasa telah dielaborasi kepada ketinggian moralitas dan keluhuran budi manusia. Itulah yang disebut manusia yang mencapai maqamatmuttaqin.

Puasa adalah sarana pendidikan bagi pembentukan ahlak manusia. Bulan puasa sering juga di sebut madrasat al-shaum (sekolah puasa). Karena pada bulan tersebut seorang muslim ditempa dalam latihan-latihan spiritual (riadhah) dengan menjalankan wajib puasa dan sunah-sunah puasa seperti memperbanyak baca Al Quran, solat/doa dzikir dsb. Inti pokok pertalian antara puasa dan pendidikan adalah pada tujuannya yaitu: takwa.

Dalam Islam, pendikan dikenal dalam tiga konsep kunci yang meliput pengertian pendidikan Islam secara simultan. Artinya substansi pendidikan Islam meliputi kegiatan ta’lim, tarbiyah dan ta’dzib. Ini disetarakan dengan konsep phaedagogiek dalam pendidikan umum. Oleh karena itu sarana untuk mewujudkan tujuan akhir pendidikan Islam( ultimate goal ) dilakukan dengan mewujudkan tujuan antara (intermediate goal ) yaitudengan mencapai empat ahdaf yakni: (1). Ahdaf al- Jismiyyah (fisik manusia); (2).Ahdaf al-Aqliyyah (akal manusia); (3). Ahdaf al-Ruhaniyyah (spritualitas manusia);(4). Ahdaf al-Ijtimaiyyah (sosial manusia); Ahdaf disini dapat diartikan dengantujuan pengembangan matra/dimensi manusia. Maksud ahdaf-ahdaf tersebut adalah pendidikan harus mampu mengembangkan potensi fisik/tubuh manusia; potensi akalmanusia/ kecerdasan intelelektual; potensi kecerdasan spiritual/emosional manusia; dan kecerdasan sosial manusia agar berkembang menjadi manusia paripurna (insankamil).

Untuk melatih manusia mencapai keempat ahdaf tersebut, sarana puasa ( shiyam)adalah wahana terbaik. Karena dalam ibadah puasa akan terkandung empat nilai yang berguna bagi manusia dalam membentuk karakter.

Pertama: Nilai Puasa Bagi Jasmani

Pemberian istirahat selama satu bulan kepada alat pencernaan, akan menambahkuatnya alat itu. Seperti tanah jika diberi istirahat, akan menjadi subur dan lebih produktif. Demikian juga anggota badan, apabila diberi istrahat akan menambah besarnya energi. Dan apabila tenaga alat pencernaan bertambah baik, maka semakinsehatlah pertumbuhan badan manusia. Tetapi selain itu puasa mempunyai nilai yanglebih penting lagi bagi jasmani manusia. Orang yang tak dapat menghadapi kesukaranhidup, yaitu orang yang tak dapat hidup tanpa kesenangan sehari-hari, ia tak mampu bertahan hidup (survive). Orang semacam itu jika sewaktu-waktu terlibat dalamkesukaran hidup, ---yang tentu kapan saja pasti datang--- ia akan hilang kekuatannya.Puasa membiasakan orang untuk menghadapai kesukaran hidup, karena puasaadalaha ajaran praktek untuk itu dan untuk memperbesar daya tahan.

Kedua: Disiplin Rohani

Puasa menurut Islam terutama sekali adalah untuk melatih disiplin rohani. Dalam al-Qur’an pada QS:9:112 dan QS: 66:5 diterangkan bahwa orang berpuasa itu disebut sa’ih (berasal dari kata saha makna aslinya adalah bepergian) jadi orang berpuasasebenarnya adalah musafir rohani. Menurut Imam Raghib al-Isfahani, jika orangmenjauhkan diri bukan saja dari makan dan minum, melainkan pula dari segalamacam kejahatan ia disebut sa’ih. Dalam hadits ditekankan bahwa tujuan puasa ialah untuk mencari ridha Ilahi. Barangsiapa yang berpuasa para bulan Ramadhan karena iman kepadaku….. (Bukhari: 2:28). Nabi suci bersabda: “Puasa adalah perisai, maka dari itu orang sedang berpuasa janganlah berbicara kotor….. dan sesungguhnya bau mulut orang berpuasa itu lebihharum bagi Allah dari minyak kesturi; ia berpantang makan, minum dan syahwatnyahanya untuk untuk mencari ridhaKu; puasa hanyalah untukKu (Bukhari: 30:2).

Tak ada godaan yang lebih besar dari godaan untuk memenuhi gejolak makan danminum apabila makanan dan minuman telah tersedia, namun godaan dapat diatasi bukan hanya sekali atau dua kali, seakan-akan hanya kebetulan saja, melainkan berhari-hari sampai satu bulan lamanya, dengan tiada tujuan lain selain mendekatkandiri kepada Allah. Ia dapat menikmati makanan yang lezat, namun tetap memilihkeadaan lapar; ia mempunyai minuman yang segar, namun tetap mengeringkantenggorokannya karena dahaga; ia tak menyentuh makanan atau minuman hanyakarena ia sadar bahwa itu adalah perintah Tuhan. Di rumah yang sepi , tak ada orang tahu bahwa ia membasahi tenggorokannya dengan segelas minuman yang segar,namun dalam bathinnya telah berkembang perasaan dekat dengan Allah, sehingga ia tidak mau meneteskan setetes air pun ke dalam mulutnya.

Apabila datang lagi godaan baru, ia pasti dapat mengatasi itu, karena di saat-saat kritis tentu terdengar suara bathin: “Allah ada disampingku, dan Allah melihatku”Tak ada ibadah yang dapat memperkembangkan perasaan dekat dengan Allah dan perasaan berada disampingNya, selain ibadah puasa yang dijalankan secara terusmenerus selama satu bulan. Adanya Allah bagi orang lain baru pada tingkat “iman,”tetapi bagi orang yang berpuasa sudah merupakan “realitas.” Dan kenyataan itu hanyadapat dicapai dengan disiplin rohani yang menjadi dasar puasa. Kesadaran akanadanya hidup yang tinggi, lebih tinggi dari pada hidup yang sekedar hanya untuk makan dan minum, telah dihayati oleh dirinya dan hidup itu adalah “kehidupanrohani”. (Bersambung)

tag: #puasa  #ramadhan  #taqwa  
Bagikan Berita ini :
Advertisement
Leap Telkom Digital
advertisement
BANK DKI JACKONE
advertisement
We Stand For Palestinian
advertisement
DREAL PROPERTY
advertisement
DD MEMULIAKAN ANAK YATIM
advertisement
DaiParlemen Lainnya
DaiParlemen

Idul Fitri dan Cinta Kasih Semesta

Oleh Maman Imanulhaq (Anggota Komisi VIII DPR Fraksi PKB)
pada hari Jumat, 17 Jul 2015
(TEROPONGSENAYAN) - Idul Fitri menebarkan pesan sosial yang kental bagi umat Islam, juga bagi umat manusia secara keseluruhan. Dalam momen Idul Fitri, umat Islam saling bersilaturahmi dan saling ...
DaiParlemen

Pergeseran Makna Mudik

(TEROPONGSENAYAN) - Setiap Hari Raya Idul Fitri tiba, sebagian besar masyarakat Indonesia melakukan tradisi mudik. Di dalam mudik, seseorang mencoba meluangkan waktu beberapa saat untuk kembali ke ...