JAKARTA (TEROPONGSENAYAN) - Presiden Jokowi terus dikait-kaitkan dengan Partai Komunis Indonesia (PKI). Upaya mengait-kaitkan tersebut semakin kencang, setelah Jokowi mewacanakan permintaan maaf ke PKI melalui pidato kenegaraan pada Agustus mendatang.
Bahkan tidak hanya dikaitkan, Jokowi juga disebut sebagai kader dan anggota PKI. Ini setelah sebuah akun twitter beberapa waktu lalu mengemukakan 25 bukti jika Jokowi seorang PKI.
Baca juga :Gus Solah: Minta Maaf ke PKI, Jokowi Lukai Umat Islam dan Rakyat
Di antara bukti yang dikemukakan dalam akun itu antara lain Jokowi masih menyembunyikan indentitas asli dan tempat lahirnya. Ia yang mengaku lahir di Bantaran Kali Pepe, Munggung, Solo, dianggap palsu. Jokowi juga disebut menyembunyikan nama asli orang tuanya. Widjiatno, biasa dipanggil Pak Widji oleh tetangga, diganti dengan Noto Mihardjo.
Disebutkan pula bahwa Widji yang merupakan ayah Jokowi ini adalah Ketua Operasi Perlawanan Rakyat (OPR) Pembunuh puluhan umat Islam 1 Okt 1965 di Giriroto, Boyolali.
Lalu apa kata Jokowi? Sejak isu ini berembus ke publik saat suasana Pilpres 2014 lalu, Jokowi terus menepis tuduhan tersebut. Jokowi menyebut bahwa kedua orang tuanya sudah naik haji, sehingga tuduhan dia anak PKI kata dia, hanya fitnah.
“Isu yang menyebut saya PKI adalah penghinaan. Berulang kali saya jelaskan Bapak dan Ibu saya itu dua-duanya haji. Keluarga saya sudah jelas. Orang juga sudah kenal semua. Kakek saya lurah dari Karanganyar. Kalau kakek dari ibu adalah pedagang kecil. Mau sampai kakek cangahpun sama alurnya seperti itu,” kata Jokowi.
Lalu, siapa yang benar di isu ini?