JAKARTA (TEROPONGSENAYAN) - Banyaknya kasus bus mogok dan bus yang terbakar menunjukkan ada pola manajemen operasional di lapangan yang tak jalan. Termasuk, pemeriksaan kelayakan armada yang akan dioperasikan.
"Karenanya, kami akan merekrut sekitar 100 orang teknisi yang akan memeriksa secara langsung bus-bus yang ada di pool-pool," tutur Direktur Utama PT Transportasi Jakarta (TJ) Antonius NS Kosasih. (Baca:http://www.teropongsenayan.com/14312-inilah-tiga-masalah-laten-bus-transjakarta)
Para teknisi itu, kata Kosasih, akan diterjunkan ke lapangan dan pool-pool milik operator untuk memeriksa bus-bus yang ada secara lebih teliti. Selama ini, kata dia, memang pihaknya menyediakan tim uji petik yang ditempatkan di terminal akhir di setiap koridor.
Namun tidak semua bus yang tiba di terminal akhir diperiksa tim uji petik. Alasannya, dikhawatirkan akan mengganggu operasional bus di setiap.
"Sekarang, dengan banyaknya kasus bus mogok atau bus terbakar, kami akan perketat pemeriksaan teknis bus. Sebab, kami ingin menerapkan motto safety first, keselamatan nomor satu," ujar Kosasih.
Menurut Kosasih, usai diskusi "Menyelamatkan Transjakarta Busway" di Jakarta, belum lama ini, para teknisi itu akan diutamakan dari karyawan PT TJ sendiri. Jika kurang, baru merekrut dari luar.
Data yang dilansir Institut Studi Transportasi (Instran) menunjukkan sepanjang 2015 sudah terjadi empat kali bus terbakar dan empat kali bus menabrak kendaraan lain di jalur busway. Itu menunjukkan betapa rendahnya tingkat keselamatan bus Transjakarta. Selian menyiapkan teknisi, PT TJ juga akan menambah jumlah armada agar waktu tunggu antar-busnya (headway) cukup ideal, yaitu sekitar 3 menitan. Saat ini, jumlah armada yang ada sebanyak (b)