JAKARTA (TEROPONGSENAYAN) - Para guru di DKI Jakarta yang notebene ibukota negara mengeluhkan telatnya pembayaran gaji para tenaga pendidik itu. Keterlambatan itu diklaim lantaran adanya penerapan sistem baru.
Sekjen Federasi Serikat Guru Indonesia (FSGI) Retno Listyarti menyayangkan hal tersebut. Pasalnya, para guru juga harus mengeluarkan biaya yang tidak sedikit untuk hidup.
"Kalau di lapangan para guru mengeluh karena gaji itu ditunggu-tunggu dan peruntukannya sudah jelas, untuk anak, cicilan motor, bayar kos. Beratnya di situ, gaji kan untuk pos pos tertentu," kata Retno di Jakarta, Selasa (4/8/2015)
Bahkan, tambah Retno, untuk bisa bertahan, para guru menggunakan uang tunjangan kinerja daerah (TKD).
Dia enggan mengomentari alasan keterlambatan pembayaran gaji tersebut. Selain itu, Retno juga mengungkapkan bahwa di lapangan para guru tak berani mengeluh ke atasan.
"Katanya pembenahan sistem ya, saya tak tahu itu. Tapi, kalau di lapangan mereka enggak berani dan hanya mengeluh ngobrol di antara kami rata-rata banyak di berbagai sekolah," tandasnya.
Keterlambatan pembayaran gaji ini pun, menurut Retno baru dirasakan pertama kali pada tahun 2015 ini. Pembayaran gaji sudah telat sejak bulan Januari lalu, dan tidak pernah cair pada tanggal 1.
"Sebelumnya enggak pernah. Ini baru pertama terjadi. Tidak pernah terjadi seperti ini," kata dia.
Sebagai sekjen FSGI, Retno sendiri belum melaporkan keterlambatan pembayaran gaji ini. Dirinya masih menenangkan diri dari pemecatan dirinya sebagai Kepala Sekolah SMAN 3 Jakarta.
"Belum, saya kan cooling down ya. Saya terima teman-teman mengeluh tapi belum bisa berbuat apa-apa karena masalah ini. Mereka sangat mengeluh karena harus mikir harus minjam ke mana dulu karena di SK-nya tak disebutkan kapan cair. Sekarang sudah tanggal 4, di SK tak ada disebutkan tanggal pastinya," tutup Retno.(yn)