Rupiah mulai bergerak liar. Kurs tengah Bank Indonesia pada penutupan hari Rabu (26/8/205) mencatat Rp 14.102 per USD lebih tinggi dari hari sebelumnya Rp 14.067 per USD. Siapa yang bisa menjamin hari ini rupiah bisa menguat?
Tanyalah pada para pengusaha atau pabrikan. Bisa dipastikan semua melakukan revisi perhitungan usaha. Hampir bisa dipastikan pula semua mempertimbangkan atau asumsi harga USD masih akan menguat terhadap rupiah.
Bisa jadi itulah perhitungan bisnis yang paling aman. Berhitung dengan kondisi terpahit, sehingga tidak gagap saat menghadapi kenyataan terjelak. Bisa jadi pula memang tidak ada faktor yang membuatnya percaya pada kekuatan rupiah.
Tidak perlu repot minta pendapat para industriawan atau pabrikan. Produsen tahu dan tempe sudah langsung melakukannya. Akibat harga kedele mulai merangkak naik maka ukuran tempe dan tahu yang dikurangi.
Telor ayam juga bergerak naik harganya. Di Tangerang, ibu rumah tangga berebut dengan pemilik warung berebut memburu telor pecah yang harganya lebih murah. Asal tahu pakan ayam memang sebagian masih impor.
Memang tidak semua kebijakan pemerintah disampaikan secara terbuka. Namun, rasanya pemerintahan kali ini paling tidak cekatan menghadapi tekanan ekonomi. Nyaris tidak ada langkah riil dan terkoordinasi untuk mengatasinya.
Kita jadi ikut khawatir jika Presiden Jokowi masih gemar bagi-bagi kartu saat rupiah maskin terperosok seperti saat ini.(*)
Disclaimer : Rubrik Opini adalah media masyarakat dalam menyampaikan tulisannya. Setiap Opini di kanal ini sepenuhnya menjadi tanggung jawab Penulis dan teropongsenayan.com terbebas dari segala macam bentuk tuntutan. Jika ada pihak yang berkeberatan atau merasa dirugikan dengan tulisan ini maka sesuai dengan undang-undang pers bahwa pihak tersebut dapat memberikan hak jawabnya kepada penulis Opini. Redaksi teropongsenayan.com akan menayangkan tulisan tersebut secara berimbang sebagai bagian dari hak jawab.
tag: #rupiah anjlok #krisis ekonomi