Opini
Oleh Adhie M Massardi (Koordinator Gerakan Indonesia Bersih-GIB) pada hari Rabu, 09 Sep 2015 - 06:17:45 WIB
Bagikan Berita ini :
Jawaban Untuk Sofyan Wanandi, Ketua Tim Ahli Wapres

Musuh Utama Investor Adalah KKN!

53images (2)_1441753184954.jpg
Adhie M Massardi (Koordinator Gerakan Indonesia Bersih) (Sumber foto : Istimewa)

Uang akan bergerak ke ranah yang bisa membuatnya berkembang biak. Begitulah hukum besi di dunia investasi. Tak perduli di negara itu ada konflik antara Menko dan Wapresnya, sepanjang bisa menghasilkan laba, investor akan menggelontorkan uangnya.

Bahkan investor tak pernah ragu menanamkan uangnya di negara-negara yang sedang dilanda konflik bersenjata seperti Irak, Afganistan, juga di sejumlah negara Afrika, sepanjang menjajikan laba, keuntungan.

Oleh sebab itu, pernyataan Sofyan Wanandi, Ketua Tim Ahli Wapres (Jusuf Kalla) yang menyebut Menko Maritim dan Sumber Daya Rizal Ramli bisa membingungkan investor, sehiingga Presiden (Joko Widodo) diminta menertibkannya, jauh panggang dari api.

Sebagai koordinator Gerakan Indonesia Bersih (GIB.), “kepretan” si rajawali Rizal Ramli terhadap mega proyek listrik 35.000 MW yang sarat KKN (Korupsi, Kolusi, Nepotisme) justru menimbulkan gairah para investor untuk memburu laba di proyek vital (listrik) yang dibutuhkan rakyat Indonesia itu.

Sofyan Wanandi seharusnya bisa bicara jujur, bahwa hingga satu detik sebelum DR Rizal Ramli masuk kabinet, tidak ada investor yang tertarik di proyek listrik 35.000 MW karena mereka mendengar isu kalau lahan itu sudah dikapling keluarga penguasa RI alias KKN.

Para investor profesional, karena itu memiliki kompetensi di bidangnya, menganggap KKN adalah musuh utama mereka. Bukan sekedar stabilitas politik (pemerintahan). Karena selain menjadi high cost sehingga menghisap laba, KKN juga bisa menjatuhkan reputasi bisnis mereka. Biasanya, memang hanya investor abal-abal yang berani masuk ke ranah penuh KKN.

Rezim orde baru, yang salah satu pilarnya Sofyan Wanandi turut membangunnya, selama puluhan tahun sukses menjaga stabilitas (politik) pemerintahan. Tapi karena menjadi belantara KKN, yang bisa sukses hanya para investor berwajah srigala. Sehingga bangunan ekonominya pun semu belaka. Tak heran langsung rubuh begitu bergulir angin perubahan.

Saya percaya, Rizal Ramli tak ingin Indonesia kembali ke zaman KKN ala orde baru, justru saat dia berada di dalam (sistem) kabinet. Makanya, pasti akan sering “ngepret!” untuk menyapu ranjau-ranjau KKN yang bertaburan di pemerintahan! (*)

TeropongRakyat adalah media warga. Setiap opini/berita di TeropongRakyat menjadi tanggung jawab Penulis.

Disclaimer : Rubrik Opini adalah media masyarakat dalam menyampaikan tulisannya. Setiap Opini di kanal ini sepenuhnya menjadi tanggung jawab Penulis dan teropongsenayan.com terbebas dari segala macam bentuk tuntutan. Jika ada pihak yang berkeberatan atau merasa dirugikan dengan tulisan ini maka sesuai dengan undang-undang pers bahwa pihak tersebut dapat memberikan hak jawabnya kepada penulis Opini. Redaksi teropongsenayan.com akan menayangkan tulisan tersebut secara berimbang sebagai bagian dari hak jawab.

tag: #adhie  #sofyan wanandi  #rizal ramli  
Bagikan Berita ini :
Advertisement
Leap Telkom Digital
advertisement
BANK DKI JACKONE
advertisement
We Stand For Palestinian
advertisement
DREAL PROPERTY
advertisement
DD MEMULIAKAN ANAK YATIM
advertisement
Opini Lainnya
Opini

Pelemahan Nilai Tukar Rupiah perlu Jalan Tengah

Oleh Ajib Hamdani (Analis Kebijakan Ekonomi Apindo)
pada hari Rabu, 22 Jan 2025
JAKARTA (TEROPONGSENAYAN) --Memasuki Bulan Januari  2025, kondisi ekonomi nasional dihadapkan dengan tantangan berupa pelemahan nilai tukar rupiah terhadap dolar. Pergerakan nilai tukar hampir ...
Opini

Debt Switch Surat Utang Negara Melanggar Undang-Undang, Diancam Pidana Penjara 20 Tahun

Sepuluh tahun terakhir, kondisi keuangan negara semakin tidak sehat. Utang pemerintah membengkak dari Rp2.600 triliun (2014) menjadi Rp8.700 triliun lebih pada akhir 2024.  Yang lebih ...