JAKARTA (TEROPONGSENAYAN) - Sejumlah kader muda Partai Golkar mulai mewacanakan agenda musyawarah nasional luar biasa (munaslub) sebagai bagian dari solusi untuk menyelesaikan konflik dualisme Partai Golkar yang tidak kunjung selesai.
Wakil Sekretaris Jenderal Partai Golkar hasil Munas Bali Ridwan Hisjam mengungkapkan, Munas bersama Partai Golkar sebenarnya sejak awal sudah diinginkan oleh 38 DPD dari kabupaten/kota pada awal Februari 2015, dan ditandatangani bersama di Hotel Pelangi, Malang.
"Pada saat itu DPD PG Kabupaten/kota tidak menginginkan adanya masalah ini masuk ke Pengadilan," ujar Ridwan saat dihubungi, Minggu (13/9/2015).
Pasalnya, kata Ridwan, seluruh kader Golkar di daerah tidak menginginkan partai berlambang pohon Beringin ini pecah. Mereka juga tidak yakin konflik Golkar bisa selesai di pengadilan. Sebab, apapun keputusan pengadilan nantinya belum tentu diterima oleh pihak yang kalah.
Namun, sayangnya wacana munaslub itu belum sepenuhnya disepakati oleh petinggi Partai Golkar baik di kubu Agung maupun di kubu Aburizal Bakrie. Agenda munaslub masih menjadi pembahasan serius di internal Golkar apakah ini bagian dari solusi atau tetap melanjutkan proses hukum di pengadilan.
"Jadi semua kembali pada keputusan kedua belah pihak, apakah tetap ditunggu keputusan final yang mengikat, atau pada saat ini break untuk merenung kembali, apakah diteruskan sampai selesai proses hukumnya atau munas bersama pada oktober 2015 atau Maret 2016," terangnya.
Wakil Ketua Komisi X ini DPR RI ini, belum bisa memprediksi apakah wacana munaslub ini akan berjalan sukses. Hanya saja, dengan adanya islah terbatas Partai Golkar untuk pemenangan Pilkada. Tim 10 dinilai sukses mengantarkan kader Golkar mengikuti pesta demokrasi di tingkat daerah itu.
"Artinya semua pihak di partai Golkar mencintai Partai Golkar bersatu untuk maju, sehingga peluang itu tetap terbuka," tuturnya.
Sebelumnya, Wakil Ketua Umum DPP Golkar hasil Munas Ancol Yoorrys Rahweyai mengaku sudah mendapat dukungan dari petinggi Golkar Jusuf Kalla untuk mengadakan munaslub pada Oktober 2015. Munaslub ini diharapkan bisa membentuk kepengurusan baru Partai Golkar sebelum Pilkada.
Selanjutnya, Yorrys mengatakan, pihaknya akan membicarakan masalah teknis legalitas peserta munaslub pada Senin (14/9/2015) bersama kader-kader muda Partai Golkar, seperti Nurdi Halid, Setya Novanto, Priyo Budi Santoso, Agus Gumiwang, Airlangga dan lain sebagainya.
"Jadi dua kekuatan ini, kita mulai sebagai peserta, mulai legalitas yang sama. Tim juga sepakat tidak terlibat sebagai tim sukses atau calon, independen saja," kata Yorrys, Sabtu (12/9).
Dengan melihat kondisi Golkar saat ini, ia tidak yakin konflik Golkar bisa diselesaikan secara hukum. Menurutnya proses hukumnya terlalu lama. Sementara Pilkada serentak sudah di depan mata. Ia berharap dua kubu mengedepankan kepentingan dan keutuhan Partai Golkar.(yn)