Hari ini, 1 Oktober adalah peringatan hari Kesaktian Pancasila (KP). Hari ini punya makna yang sangat penting dalam perjalanan bangsa ini, karena ideologi Pancasila selamat dari ancaman komunis melalui G30S PKI tahun 1965.
Para warga bangsa di Nusantara ini, hari-hari ini, sebenarnya tak hanya perlu ritual peringatan, melainkan harus disadarkan apa sebenarnya di balik peristiwa upaya pendongkelan Pancasila itu.
Siapa PKI itu? Dari mana dia? Siapa yang berada di belakang PKI? Semua ini harus dijelaskan agar perjalanan bangsa ke depan bisa lurus.
PKI merupakan parpol pembawa ideologi komunis. Itu tak bisa disangkal. Ideologi komunisme didalami secara substansial oleh pemikir sosial yang bernama Karl Marx.
Dalam praksis penyelenggaraan, komunisme sangat eksis di dua negara besar, yakni Rusia dan Cina. Namun di Rusia, kini mulai sedikit memudar sebagai dampak demokratisasi dan tercerai-berai menjadi beberapa negara (balkanisasi).
Tapi di Cina, beda. Masih sangat kokoh dengan partai komunisnya, partai tunggal -- kendati gerakan ekonominya sedah sedikit ke arah pasar. Hanya yang perlu dicatat, ideologi komunisme tak akan hilang apalagi dalam kendali kuasa negara.
Dan, kembali pada pendukung PKI di Indonesia dulu, jelas salah satunya adalah negara dan kaki tangan Cina. Dan, konon, termasuk di Indonesia, tak sedikit turunan Cina yang mendukung gerakan PKI.
Ini artinya, dalam komunikasi politik dengan negara dan elemen-elemen Cina sebenarnya harus selalu dalam tingkat kehati-hatian yang tinggi, karena kita punya pengalaman dan luka sejarah ideologi yang dalam.
Namun, sungguh aneh. Sekarang justru negara ini kembali hendak berkiblat ke Cina. Sumber Daya Alam (SDA) negara ini tampaknya hendak diserahkan untuk dikelola oleh para pebisnis Cina, baik yang domisili di dalam negeri maupun dari Cina langsung, termasuk akan kebijakan yang menjadikan warga Cina ber-bondong-bondong ke negara ini.
Ada apa ini? Bagi saya, Presiden Jokowi harusnya menganulir semua kebijakan pemberian kemudahan terhadap negara yang pernah secara ideologi membahayakan bangsa ini.(*)
Disclaimer : Rubrik Opini adalah media masyarakat dalam menyampaikan tulisannya. Setiap Opini di kanal ini sepenuhnya menjadi tanggung jawab Penulis dan teropongsenayan.com terbebas dari segala macam bentuk tuntutan. Jika ada pihak yang berkeberatan atau merasa dirugikan dengan tulisan ini maka sesuai dengan undang-undang pers bahwa pihak tersebut dapat memberikan hak jawabnya kepada penulis Opini. Redaksi teropongsenayan.com akan menayangkan tulisan tersebut secara berimbang sebagai bagian dari hak jawab.
tag: #pki #jokowi #maaf #cina