Profil
Oleh Syamsul Bachtiar pada hari Selasa, 03 Nov 2015 - 10:39:48 WIB
Bagikan Berita ini :

Kenapa Kapolri Pentingkan SE 'Hate Speech' daripada Umumkan Perusahaan Pembakar Hutan?

77se-hate-speech.jpg
SE Kapolri soal Hate Speech (Sumber foto : Ist)

JAKARTA (TEROPONGSENAYAN) - Anggota Komisi I DPR RI dari Fraksi Partai Gerindra, Elnino Husein Mohi menganggap Surat Edaran Kapolri terkait ujaran kebencian tidak begitu penting.

"Rasanya ada yanglebih penting dilakukan oleh Kapolri ketimbang bikin SE itu," sindir dia saat dihubungi di Jakarta, Selasa (02/11/2015).

Seharusnya, lanjut dia, pemerintah termasuk jajaran institusi kepolisian fokus membenahi kasus-kasus yang banyak merugikan hajat hidup orang banyak.

"Mana yang lebih prioritas untuk dilakukan pemerintah dan kepolisian? Mengeluarkan surat edaran tentang tindakan hukum bagi hate speech, termasuk di Medsos atau mengumumkan dan membuka ke publik nama-nama perusahaan yang terindikasi melakukan pembakaran hutan, sehingga konon (hanya) kurang lebih 500 ribu warga negara menderita ISPA?" tandas dia.

Untuk itu, kata dia, SE Kapolri tersebut tidak dijadikan alat politik untuk mengalihkan fokus masyarakat terhadap kasus-kasus yang kini tengah terjadi dan banyak merugikan bangsa maupun negara.

"Saya berharap SE itu bukan bagian dari usaha untuk mengalihkan perhatian publik daripada hal-hal yang lebih substansial," pungkasnya. (iy)

tag: #kabut-asap  #kebakaran-hutan  #surat-edaran-kapolri  
Bagikan Berita ini :
Advertisement
Leap Telkom Digital
advertisement
BANK DKI JACKONE
advertisement
We Stand For Palestinian
advertisement
DREAL PROPERTY
advertisement
DD MEMULIAKAN ANAK YATIM
advertisement
Profil Lainnya
Profil

Perjuangan Tan Malaka: Dari Soviet, Vietnam, hingga Indonesia

Oleh Ariady Achmad
pada hari Rabu, 05 Feb 2025
Tan Malaka adalah sosok revolusioner yang tidak hanya bergerak di medan perang fisik, tetapi juga di ranah pemikiran dan strategi politik. Setelah bertahun-tahun berkelana di luar negeri, termasuk di ...
Profil

Otto Iskandar di Nata: Perjuangan Si Jalak Harupat dalam Menegakkan Keadilan

Bandung, 1920-an—Langit mendung menggelayut di atas perkampungan petani di Pekalongan. Di sebuah balai desa yang sederhana, puluhan petani berkumpul dengan wajah penuh kecemasan. Mereka bukan ...