JAKARTA—Berhasil masuk gedung parlemen, tak membuat Krisna Mukti jauh dari masyarakat atau konstituennya. Justru sebaliknya, anggota DPR dari Fraksi Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) ini makin dekat dengan para pemilihnya.
"Alhamdulillah saya tipikal orang yang selalu membaur ke masyarakat. Jadi untuk makan bareng bersama masyarakat, saya makin senang," ujar Krisna Mukti saat berbincang dengan TeropongSenayan di gedung parlemen, Rabu (15/10/2014).
Pria yang sebelum masuk gedung parlemen berprofesi sebagai artis dan presenter ini berjanji tidak akan kaku dan sulit dijangkau konstutuennya. Sebagai pribadi yang mendapat amanah rakyat, Krisna akan memperjuangkan aspirasi pemilihnya.
Untuk itulah, mantan Abang Jakarta ini akan bekerja semaksimal mungkin selama mengemban sebagai anggota DPR. "Saya memang bukan tipikal orang yang jago teori, tapi saya punya semangat untuk bekerja bagi Dapil maupun masyarakat luas,” tegas Krisna.
Baginya, cibiran maupun pandangan yang menyudutkan dirinya karena berlatarbelakang artis justru menjadi motivasi. Semua ditanggapi sebagai pemicu guna memperlihatkan dirinya memiliki kapasitas dan kapabalitas sebagai anggota dewan yang baik dan benar, lurus, jujur dan tidak terlibat korupsi.
Menjadi politisi yang langsung masuk gedung parlemen di Senayan, Jakarta, tak membuat Krisna lantas berubah kehidupannya. Semua profesi dijalani dengan sepenuh hati dan sewajarnya saja. Sehingga meski kini sering berada di acara-acara resmi tak membuatnya tampil berlebihan.
"Saya tetap suka pakai kemeja, celana jeans, dan sepatu pantofel. Saya ingin sesantai mungkinlah tapi sopan, dan saya tidak ingin memberikan satu gambaran bahwa anggota dewan itu terlalu birokrat yang kesannya susah dijangkau,” papar Krisna.
Namun, saat harus menghadiri rapat paripurna maupun rapat-rapat fraksi ataupun komisi, nantinya Krisna memilih berpakaian formal. Justru dengan berpakain yang sewajarnya, dia mengaku lebih nyaman dan tidak terlalu terbebani hanya untuk sebuah penampilan.
Pria yang hobi menyanyi, menonton film dan mengoleksi barang antik ini, tergolong sering turun langsung ke Dapilnya. Baik untuk mendengarkan segala keluh kesah maupun berbagai hal yang dirasakan konsituennya. Meski belum tahu komisi yang akan menjadi tugasnya.
"Sudah banyak aspirasi-aspirasi yang masuk, antara lain saya sudah melihat langsung satu sekolah yang gedungnya ambruk dan itu sudah dilaporkan ke Pemkab setempat, tapi belum mendapat tanggapan,” papar Krisna.
Selain itu juga ada kelompok petani yang mengadu, soal hama tikus yang menyerang sawah mereka, juga masalah kekeringan. Selain itu juga aduan mengenai masalah kesehatan, pendidikan dan infrastruktur jalan.
Dia juga mengungkapkan kalau banyak masyarakat bingung untuk menyampaikan aspirasinya lantaran tidak pernah mengerti cara dan mekanismnya. Menurut temuannya, banyak masyarakat hanya tahu bahwa pengaduan itu hanya sebatas kepada RT, RW hingga Kelurahan saja.
“Jadi mereka tidak paham, kalau anggota dewan itu yang menghimpun aspirasi mereka, yang nantinya akan kami sampaikan kepada jajaran legislatif Pemkab dan Pemkot untuk selanjutnya ditindaklanjuti," kata Krisna.
Dari wilayah yang menjadi Daerah Pemilihan (Dapil), masyarakat Kabupaten dan Kota Bekasi tergolong paling banyak pengaduan. Dia berinisiatif akan membuat dialog antara Pemkab, Pemkot, dan masyarakat guna mencari solusi.
“Dari tiga daerah dalam Dapil saya yang paling banyak pengaduan adalah wilayah Bekasi. Seperti infrastruktur jalan yang rusak sehingga menghambat perekonomian, masalah BPJS yang mengurusnya sangat ribet, walaupun APBD mereka paling tinggi se-Indonesia," ujar lulusan Sastra Belanda Universitas Indonesia ini.
Namun, Krisna mengaku berharap bisa berada di Komisi X, yang menaungi bidang pendidikan, pemuda, olahraga, pariwisata, kesenian dan kebudayaan. Meski demikian, jika partai menugaskan berada di komisi yang membidangi hal lain, Krisna mengaku siap menjalankannya.
"Saya ingin bekerja nyaman dulu. Panggung politik dunia baru buat saya. Kalau nyaman zona saya, yaitu seni, budaya, pariwisata, olahraga, kepemudaan, pendidikan, dan itu ada di Komisi X. Saya bisa lebih berbicara disitu, karena memang pengalaman dan studi ilmu saya disitu,” ujarnya.(ris)