JAKARTA (TEROPONGSENAYAN) - Pemimpin itu seharusnya pidato memberikan arahan tentang tata dunia yang lebih adil dan damai. "Tata dunia baru yang berazaskan nilai nilai Pancasila sebagai Super Ideologi , pasca runtuhnya komunisme danbangkrutnya kapitalisme," kata aktivis Petisi 82 Haris Rusly Monti kepada TeropongSenayan di Jakarta, Jumat, (14/11/2014).
Presentasi itu, lanjut Haris, pekerjaan seorang manajer dan tukang jualan mebel atau jualan rokok. Tidak semua pejabat itu itu berfungsi sebagai pemimpin. Tidak semua presiden mampu jadi pemimpin.
Pejabat menggunakan otoritas struktur untuk menggerakan sumber daya manusia, kata Haris, melalui instruksi dan perintah. Pemimpin menggunakan pengaruh dan nilai nilai untuk mengarahkan sumber daya manusia, melalui keteladanan dan keberanian.
Mohon maaf, di forum tinggi seperti APEC, kata dia, tak pantas Jokowi menurunkan derajat sebagai kepala negara Indonesia menjadi manager dengan mempresentasikan berbagai masalah negara yg seharusnya tak disampaikan di forum APEC. "Saya sebagai warga negara tersinggung dan marah mendengar Jokowi "jualan masalah negara" untuk undang investor," jelasnya.
Dia menambahkan, masalah subsidi BBM, devisit APBN, juga masalah infrastruktur, itu masalah dalam negeri, tak layak bahkan "saru", bila dibicarakan di forum setingkat APEC. (b)
Disclaimer : Rubrik Opini adalah media masyarakat dalam menyampaikan tulisannya. Setiap Opini di kanal ini sepenuhnya menjadi tanggung jawab Penulis dan teropongsenayan.com terbebas dari segala macam bentuk tuntutan. Jika ada pihak yang berkeberatan atau merasa dirugikan dengan tulisan ini maka sesuai dengan undang-undang pers bahwa pihak tersebut dapat memberikan hak jawabnya kepada penulis Opini. Redaksi teropongsenayan.com akan menayangkan tulisan tersebut secara berimbang sebagai bagian dari hak jawab.
tag: #Haris #Petisi 28 #aktifis