JAKARTA (TEROPONGSENAYAN) - Faktor penting dalam penyelesaian konflik antara Koalisi Indonesia Hebat (KIH) dengan Koalisi Merah Putih (KMP) tergantung pada hasil Musyawarah Nasional (Munas) Partai Golkar yang akan datang.
"Munas Golkar 2015 memiliki peran penting apakah perseteruan KIH dan KMP akan berlanjut atau tidak," kata Pengamat Politik Universitas Islam Negeri Syatif Hidayatullah (UIN Syahid), Burhanuddin Muhtadi kepada TeropongSenayan di Jakarta, kemarin.
Alasannya, menurut Burhanuddin Partai Golkar merupakan pemenang kedua dalam Pemilu Legislatif 2014. Sehingga dapat mengubah peta politik di DPR.
Direktur eksekutif Indikator Politik Indonesia (IPI) menjelaskan kesepakatan yang sudah terbentuk Senin (17/11/2014) yang dilakukan KIH dan KMP belum mempunyai jaminan yang kuat. "Sehingga suatu saat konflik tersebut akan muncul lagi," ungkapnya.
Menurut Burhanuddin, kesepakatan Pramono dan Hatta lebih tepat menjadi jeda saja. "Diplomasi empek-empek belum akan menyelesaikan perseteruan KMP versis KIH. Kesepakatan di kediaman Hatta Rajasa masih dalam fase rehat saja," terangnya
Mantan peneliti LSI ini menambahkan dinamika peta kekuatan politik nasional hingga saat ini menggambarkan, bagaimana strategi dari partai-partai politik dalam melakukan alokasi kekuatan politik di dalam institusi-institusi politik. (ec)
Disclaimer : Rubrik Opini adalah media masyarakat dalam menyampaikan tulisannya. Setiap Opini di kanal ini sepenuhnya menjadi tanggung jawab Penulis dan teropongsenayan.com terbebas dari segala macam bentuk tuntutan. Jika ada pihak yang berkeberatan atau merasa dirugikan dengan tulisan ini maka sesuai dengan undang-undang pers bahwa pihak tersebut dapat memberikan hak jawabnya kepada penulis Opini. Redaksi teropongsenayan.com akan menayangkan tulisan tersebut secara berimbang sebagai bagian dari hak jawab.
tag: #UIN Syarif Hidayatullah #Pengamat politik #Dosen #Indiakator Politik