Opini
Oleh Salamudin Daeng (IGJ) pada hari Kamis, 27 Nov 2014 - 08:09:58 WIB
Bagikan Berita ini :
Dampak Kenaikan Harga BBM Meluas

Sungguh Prihatin, Jokowi Dibodohi Para Menterinya

6Salamuddin Daeng 007.jpg
Pengamat ekonomi politik, Salamuddin Daeng (Sumber foto : Mulkan Salmun)

JAKARTA (TEROPONGSENAYAN)-Kenaikan harga BBM disaat harga minyak dunia turun tidak akan memberi dampak positif terhadap APBN, karena penurunan harga minyak menyebabkan menurunnya penerimaan perusahaan minyak dalam negeri. Akibatnya dana bagi hasil minyak dan pajak yang disetorkan kepada pemerintah berkurang.
Selain itu, penurunan harga minyak secara bersamaan dengan menurunnya harga komoditas primer lainnya seperti CPO, batubara, gas, dan lain-lain menyebabkan berkurangnya penerimaan perusahaan dan penerimaan ekspor. Dampaknya setoran royalty dan pajak perusahaan juga berkurang.
Sementara ongkos produksi untuk menghasilkan BBM atau cost recovery akan semakin meningkat, maka pengeluaran pemerintah untuk membiayai produksi minyak akan meningkat.
Ongkos distribusi BBM akan semakin meningkat, ini akan mengurangi keuntungan perusahaan produsen minyak, akibatnya penerimaan pemerintah pajak berkurang.
Pun begitu, kenaikan harga BBM akan mengakibatkan pengeluaran pemerintah (APBN) meningkat, nilai pembiayaan proyek proyek APBN akan meningkat.

Tak hanya itu, kenaikan harga BBM akan berdampak pula pada memburuknya makro ekonomi, karena impor BBM tetap besar, tidak mengalami penurunan, sehingga defisit perdagangan tetap melebar.

Kenaikan BBM juga mengakibatkan harga produk dalam negeri semakin mahal, sehingga konsumen beralih ke produk asing. Ini akan semakin menambah defisit perdagangan.
Dampak lain kenaikan harga BBM menyebabkan masyarakat beralih ke SPBU asing dan meningkatkan aliran keuntungan asing ke luar negeri, plus meningkatkan defisit transaksi berjalan.
Bahkan kenaikan harga BBM diikuti dengan kenaikan suku bunga mengakibatkan banyak proyek gagal, semakin melemahkan ekonomi dalam negeri, menurunkan pertumbuhan ekonomi.
Yang jelas, kenaikan harga BBM akan semakin memicu kemiskinan, pengangguran dan memperlebar ketimpangan ekonomi.

Seharusnya Jokowi menurunkan harga BBM untuk menggairahkan ekonomi dan meningkatkan daya saing. **

Disclaimer : Rubrik Opini adalah media masyarakat dalam menyampaikan tulisannya. Setiap Opini di kanal ini sepenuhnya menjadi tanggung jawab Penulis dan teropongsenayan.com terbebas dari segala macam bentuk tuntutan. Jika ada pihak yang berkeberatan atau merasa dirugikan dengan tulisan ini maka sesuai dengan undang-undang pers bahwa pihak tersebut dapat memberikan hak jawabnya kepada penulis Opini. Redaksi teropongsenayan.com akan menayangkan tulisan tersebut secara berimbang sebagai bagian dari hak jawab.

tag: #LSM  #IGJ  #Salamuddin Daeng  
Bagikan Berita ini :
Advertisement
Leap Telkom Digital
advertisement
BANK DKI JACKONE
advertisement
We Stand For Palestinian
advertisement
DREAL PROPERTY
advertisement
DD MEMULIAKAN ANAK YATIM
advertisement
Opini Lainnya
Opini

Runtuhnya Mitos Kependekaran Politik Jokowi

Oleh Oleh: Saiful Huda Ems (Advokat, Jurnalis dan Aktivis 1998)
pada hari Jumat, 22 Nov 2024
Ternyata lebih cepat dari yang banyak orang perkirakan, bahwa kependekaran semu politik Jokowi akan tamat  riwayatnya di akhir Tahun 2024 ini. Jokowi yang sebelumnya seperti Pendekar Politik ...
Opini

Selamat Datang di Negeri Para Bandit

Banyak kebijakan ekonomi dan sosial Jokowi selama menjabat Presiden sangat lalim, sangat jahat, sangat kejam, khususnya terhadap kelompok masyarakat berpendapat menengah bawah.  Kejahatan ...