JAKARTA (TEROPONGSENAYAN)-Menilai pemilihan direksi PT Pertamina tidak transparan, Ketua Komisi VI Achmad Hafisz Tohir akan mempersoalkan saat Raker dengan Menteri Negara BUMN Rini Soemarno. Pasalnya, proses seperti itu menyalahi ketentuan.
"Harusnya transparan. Harusnya (juga) diuji ke publik. Diuji dalam arti untuk mengetahui apakah rekam jejak yang bersangkutan layak atau tidak, punya kapasitas atau tidak," ujar Hafisz kepada TeropongSenayan, Sabtu (29/11/2014) di Jakarta
Menurut politikus Partai PAN itu, transparansi proses seleksi dan uji publik sangat penting dilakukan. Sebab cara ini untuk mengetahui apakah calon-calon Dirut Pertamina mempunyai visi yang kuat membawa Pertamina menjadi perusahaan kelas dunia.
"Saya menerima banyak sekali sms dari LSM yang menyatakan pemilihan Direktur Pertamina penuh dengan penuh intervensi. Ini akan menjadi pertanyaan untuk komisi VI pada Pertamina," cetus Hafisz yang menjadi Ketua Komisi yang membidangi BUMN.
Dwi Soetjipto diangkat sebagai Direktur Utama Pertamina oleh Menteri BUMN Rini Soemarno kemarin. Menurut Rini, Dwi diangkat setelah menduduki rangking teratas dalam assesment penjaringan direksi PT Pertamina yang dilakukan lembaga independen.
Selain Dwi, Menteri Rini juga mengangkat PV Gas and Power Pertamina Yenni Andayani dan Direktur Pertamina PT Trans Continental Ahmad Bambang serta bos McKinsey Stuart Oil & Gas, Arif Budiman sebagai direktur PT Pertamina.(ris)