JAKARTA (TEROPONGSENAYAN) - Mungkin belum banyak yang mengenal sosok Mahyudin di kancah politik nasional. Padahal lelaki kelahiran Tabalong, 8 Juni 1970 adalah Wakil Ketua MPR untuk masa periode 2014-2019. Apalagi ini merupakan jabatan prestise yang sebenarnya menjadi cita-cita banyak politisi.
Mahyudin boleh dikata terlalu cepat melesat, padahal banyak politisi Partai Golkar yang lebih senior dari mantan Bupati Kutai Timur itu.Perawakan sosok lelaki itu cukup tinggi besar dan agak tegap. Namun kalem dan mudah bercanda saat media mengajukan sejumlah pertanyaan. Politisi Partai Golkar itu tak mau terlibat konflik internal. Masalahnya posisi jabatannya sekarang berkaitan dengan kenegaraan. "Saya gak ikut terlibat konflik sana-sini, sebagai Wakil Ketua MPR, mungkin saya meneruskan jejak Pak Hajriyanto," ungkap pria asal Kalimantan Timur ini.
Alumnus Fakultas Teknik Sipil Universitas Lambung Mangkurat (Unlam) ini sejak mahasiswa sudah terlibat aktif dalam berbagai organisasi. Bahkan ketika lulus dari Unlam, dia langsung terjun ke politik praktis dan masuk Partai Golkar.
Dia merintis karier politik dari bawah, mulai dari Wakil Sekretaris PK Partai Golkar Sangata (1997-2000), lalu Sekretaris DPD Partai Golkar Kutai Timur (2000-2001), hingga dipercaya menjabat Ketua DPD Partai Golkar Kutai Timur (2001-2008). Dari DPD Partai Golkar ini kemudian Mahyudin mengadu 'nasib' ikut Pilkada Kutai Timur.
Nasib baik berpihak padanya, dia menjabat sebagai Wakil Bupati Kutai Timur (2001-2003), hingga akhirnya dia terpilih menjadi Bupati Kutai Timur (2003-2006). Namun, Mahyudin belum tertarik menuju Kaltim Satu, alias gubernur. "Saya memang belum berniat maju, meski sudah ada dorongan dari sana-sini," ungkap bapak tiga anak itu.
Suami Agati Suli itu lebih memilih menjadi anggota dewan ketimbang gubernur. Pada periode lalu 2009-2014, Mahyudin ditempatkan pada Komisi VII DPR yang membawahi pertambangan dan energi. Komisi ini dirasakan sangat tepat, bukan hanya karena latar belakangnya dari jurusan teknik. Namun juga karena Kalimantan Timur sebagai daerah penghasil tambang. "Saya memperjuangkan kesejahteraan rakyat Kaltim, apalagi daerah ini kaya akan tambang," imbuhnya,
Dari darah ayahnya H Mansur Mante, Mahyudin memiliki keturunan dari Bugis. Sementara dari ibunya Hj.Mardiah, mengalir darah Banjar. (b)