JAKARTA (TEROPONGSENAYAN) -Aktivis Petisi 28 Haris Rusly mengkritik keras dan mempertanyakan konsep politik luar negeri Presiden Joko Widodo atau Jokowi dalam kancah kompetisi global internasional.
"Apa konsep politik luar negeri Jokowi dalam menghadapi perang militer, ekonomi dan keuangan Asia Pasifik?," kata Haris dalam siaran pers yang diterima TeropongSenayan, Rabu (24/12/2014).
Meskipun, lanjut dia, kebijakan politik luar negeri Indonesia masih berdiri di atas landasan filosofi bebas aktif dan non blok, namun harus ada tindakan yang menjadi kekuatan bangsa. "Jokowi harus sadar, politik international itu seperti hidup di hutan rimba, sedetik saja kita lengah langsung dipatok ular atau diterkam singa," sindirnya.
Dia juga mengingatkan bahwa tidak ada yang namanya doktrin negara sahabat, karena semua negara adalah sahabat sekaligus ancaman. "Tergantung kepentingan nasional kita," jelas Haris.
Bahkan, tegas Haris, tidak ada negara di dunia ini yang rela melihat sebuah negara berkembang menjadi besar dan maju serta beradab. Karena kemajuan suatu negara ancaman bagi yang lainnya. "Termasuk negara tetangga kita, Malayasia, Singapura dan Australia, juga negara besar seperti Amerika, Inggris dan Tiongkok tak akan pernah bahagia melihat negara kita maju," tandasnya.(yn)
Disclaimer : Rubrik Opini adalah media masyarakat dalam menyampaikan tulisannya. Setiap Opini di kanal ini sepenuhnya menjadi tanggung jawab Penulis dan teropongsenayan.com terbebas dari segala macam bentuk tuntutan. Jika ada pihak yang berkeberatan atau merasa dirugikan dengan tulisan ini maka sesuai dengan undang-undang pers bahwa pihak tersebut dapat memberikan hak jawabnya kepada penulis Opini. Redaksi teropongsenayan.com akan menayangkan tulisan tersebut secara berimbang sebagai bagian dari hak jawab.
tag: #Presiden Jokowi #Petisi 28