Opini
Oleh Untung SS pada hari Selasa, 30 Des 2014 - 20:17:19 WIB
Bagikan Berita ini :

Satu Lagi Kado Jokowi Untuk Rakyat di Awal Tahun

31uchok2.jpg
Uchok Sky Khadafi (Sumber foto : Mulkan Salmun)

JAKARTA (TEROPONGSENAYAN) -Awal tahun 2015 ini, rakyat Indonesia akan menerima satu kado lagi dari pemerintah Joko Widodo-Jusuf Kalla setelah di awal pemerintahan menerima kado kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM). Rencananya awal tahun 2015 pemerintah akan menaikkan tarif dasar listrik (TDL).

"Rakyat pasti makin terbebani dan terpaksa harus menelannya kado pil pahit dari pemerintah Jokowi itu," kata Uchok Sky Khadafi, dari Forum Indonesia untuk Transparansi Anggaran (Fitra) dalam siaran pers yang dikirim kepada TeropongSenayan, Senin (30/12) malam.

Kenaikan TDL, kata Uchok, pada dasarnya adalah mengurangi subsidi terhadap listrik sehingga tarif yang harus dibayar rakyat lebih mahal. Alasanya pemerintah biasanya karena harga minyak dunia yang naik. Padahal saat ini harga minyak dunia justru turun. Selain itu juga alasan rupiah yang tertekan dolar.

Menurut Uchok, alasan itu sebenarnya terlalu mengada-ada dan dicari-cari saja. Karena ada faktor lain yang menjadi masalah kronis tapi tidak pernah diperbaiki.

"Hancurnya manajemen PLN lah yang sebenarnya paling banyak jadi membebani. Dan itu menjadi bagian dari beban yang mesti ditanggung rakyat," tambah Uchok.

Misalnya saja, menurut Uchok, akibat buruknya manajemen itu menimbulkan utang yang beranak pinak dan harus dibayar. "Bunganya saja tahun 2013, Rp28.6 triliun dan tahun 2012 juga mencapai angka Rp28.6 triliun," tandasnya.

Belum lagi, utang jangka panjang yang angkanya diperkirakan mencapai Rp374.3 triliun yang berasal dari penerusan pinjaman Rp29.4 triliun, utang kepada pemerintah Rp8.7 triliun, utang sewa pembiayaan Rp129.7 triliun, utang bank dan surat utang jangka menengah Rp66.4 trilun serta utang obligasi Rp81 triliun.

Dari gambaran tersebut, menurut Uchok, jelas rencana kenaikan TDL awal tahun 2015 bukan hanya alasan harga minyak dunia, atau nilai tukar rupiah yang mengalami depresiasi terhadap dolar. "Tapi kemungkinan akibat manajemen yang korup dan suku bunga utang yg merangkak naik. Ironisnya itu dibebankan kepada rakyat," katanya.(ss)

Disclaimer : Rubrik Opini adalah media masyarakat dalam menyampaikan tulisannya. Setiap Opini di kanal ini sepenuhnya menjadi tanggung jawab Penulis dan teropongsenayan.com terbebas dari segala macam bentuk tuntutan. Jika ada pihak yang berkeberatan atau merasa dirugikan dengan tulisan ini maka sesuai dengan undang-undang pers bahwa pihak tersebut dapat memberikan hak jawabnya kepada penulis Opini. Redaksi teropongsenayan.com akan menayangkan tulisan tersebut secara berimbang sebagai bagian dari hak jawab.

tag: #Kado  #pemerintah  #pil  #pahit  
Bagikan Berita ini :
Advertisement
Leap Telkom Digital
advertisement
thejoint
advertisement
HUT R1 2025 AHMAD NAJIB
advertisement
HUT RI 2025 M HEKAL
advertisement
We Stand For Palestinian
advertisement
DD MEMULIAKAN ANAK YATIM
advertisement
Opini Lainnya
Opini

Abolisi dan Amnesti: Jalan Menuju Rekonsiliasi Nasional dan Kebangkitan Ekonomi

Oleh Ariady Achmad dan Team teropongsenayan.com
pada hari Selasa, 05 Agu 2025
Pemberian amnesti kepada Hasto Kristiyanto dan abolisi kepada Thomas Lembong oleh Presiden Prabowo Subianto bukanlah sekadar keputusan politik biasa. Sebagaimana ditegaskan oleh Haris Rusly Moti, ...
Opini

Selesaikan Polemik Ijazah Presiden Jokowi dengan Transparansi, Bukan Kriminalisasi

Polemik soal keaslian ijazah Presiden ke-7 Republik Indonesia, Joko Widodo, telah berulang kali mencuat dan menimbulkan pro-kontra di tengah masyarakat. Sebuah persoalan yang sebenarnya bisa selesai ...