JAKARTA (TEROPONGSENAAYN) - Ratusan warga Jakarta yang tergabung dalam Relawan Sohib Anies-Sandi menyaksikan hasil megaproyek Reklamsi Pulau G di laut Teluk Jakarta, Jumat (3/3/2017).
Mereka ingin melihat dari dekat wujud pulau palsu buatan para pengembang dan investor rakus yang rela melanggar aturan demi mengeruk keuntungan sekelompok orang.
Koordinator Sohib Anies-Sandi, Siti Mafruroh mengatakan, wisata ke Pulau G di kawasan reklamasi untuk menyaksikan betapa arogansi kebijakan Pemda DKI Jakarta dibawah kekuasaan Gubernur DKI Basuki Tjahaja Purnama (Ahok).
Menurutnya, arogansi kebijakan tersebut tampak jelas dari pembangunan yang terus berlanjut meski sempat dimoratorium oleh pemerintah pusat melalui mantan Menko Maritim, Rizal Ramli.
"Pemprov DKI Jakarta tetap melanjutkan (pembangunan), meski terjadi banyak penolakan. Ini jelas sebuah arogansi dan kesewenang-wenangan yang sangat vulgar," kata Siti setelah acara wisata Pulau G bersama Nelayan Kalibaru di atas kapal, di Dermaga Kalibaru, Jakarta Utara, Jumat (3/3/2017).
Saat ini, kata Siti, di lokasi tampak pembangunan tower-tower sedang dikerjakan. Padahal, amdalnya belum selesai dan masih bermasalah.
Dia meyakini, pembangunan pulau buatan itu tetap dilanjutkan karena di-backup oleh penguasa dan Pemprov DKI Jakarta.
"Ini jelas bentuk diskriminasi kepada nelayan dan masyarakat pesisir pantai utara Jakarta," katanya.
Kata Siti, laut sebagai mata pencaharian utama nelayan sudah berganti menjadi pulau buatan yang luas.
"Reklamasi juga dilakukan dengan penggusuran dan perlakuan tidak manusiawi, demi kepentingan sekelompok orang. Kami merasakan langsung bagaimana ketidakadilan dan kesewenang-wenangan yang menimpa warga di sepanjang pesisir Jakarta utara, ini adalah kejahatan kemanusiaan yang sangat kejam," beber Siti dengan mata berkaca-kaca.
Apalagi, tambah Siti, proyek yang menelan ratusan milyar tersebut peruntukannya tidak jelas, karena hanya menguntungkan pihak-pihak tertentu.
"Proyek ini penuh dengan kolusi pihak-pihak tertentu yang ingin menyingkirkan kelompok miskin dan nelayan yang termarjinalkan," bebernya.
Karena itu, Siti mengajak seluruh warga Jakarta merapatkan barisan menuntut penguasa menghentikan perlakuan diskriminatif kepada warga miskin di sepanjang pesisir Teluk Jakarta.
"Menolak reklamasi jelas soal keberpihakan kepada nelayan dan niat untuk menyelamatkan laut serta biota-biota laut di Teluk Jakarta," ujarnya.
"Kita menolak reklamasi dengan satu tekad untuk menyelamatkan lingkungan dari kerusakan yang makin parah dan brutal," cetus Siti.
Bagi Siti, hanya dengan cara ini nasib nelayan dan masyarakat pesisir Jakarta dapat diselamatkan.
"Mari kita bantu saudara-saudara kita yang sedang didzolimi. Mereka sedang memperjuangkan hak-haknya sebagai nelayan yang ingin mendapatkan perairan sehat dan bersih dan bisa menangkap ikan dengan nyaman," terang dia.
"Menolak reklamasi adalah cara menyelamatkan dan mensejahterakan nelayan pribumi," tambahnya. (icl)