Opini
Oleh Zeng Wei Jian pada hari Minggu, 27 Agu 2017 - 07:07:46 WIB
Bagikan Berita ini :

Menumbangkan Petahana

15IMG_20170414_195606.jpg
Zeng Wei Jian (Sumber foto : Istimewa )

Menumbangkan incumbent is possible. Ini adalah perang politik asimetrik (tidak berimbang). Sejarah, dari Sun Tzu sampai Mao Zedong, membuktikan yang besar belum tentu menang. "Hard work" dan "having a plan" adalah the keys. Strateginya guerrilla and unrestricted warfare.

Di mana-mana, incumbents punya segudang advantages: popularitas, patronase, taipan, network, media, penjilat, loyalis, aparatus intel, mesin politik dan sebagainya.

Political landscape, di semua negeri, dipenuhi politikus penipu, bajingan dan koruptor. They tried to be something they were not. Bagusnya, tidak mungkin to engineer political imagery on a long term basis. Pencitraan akan ketauan. Pura-pura sederhana tapi busuk. Belaga merakyat, tapi memperlakukan rakyat bagai sekumpulan ayam.

Semua challenger mesti memperhatikan "General Mood" dari rakyat. Deadly combo bila rakyat merasa incumbent "off the track" dan tutup mata terhadap nasib rakyat.

Karena itu, ada empat hal yang harus dilakukan challenger. Start early, define your opponent, draw a contrast, dan define the agenda.

Jangan lakukan kesalahan: baru kampanye di musim pemilu. Don't make this "traditional" mistake. Para challenger mesti adopsi slogannya "Never Too Early to Start Campaign". Segera bergerak, aktif, datang ke berbagai pertemuan, building your organization, tentukan bendara dan ketua timses (campaign manager).

Saya ulangi, Challenger must start as early as possible. Susun track-record negatif incumbent. Potret dan bingkai siapa dia. Lakukan ini sebelum incumbents define themselves. Paksa dia berada dalam posis defensif. Jangan pernah ikut menari dalam irama yang ditabuh incumbents. Lastlt, Jangan beri dia chance membentuk opini dan mengolah momentum.

Di semua negara, hanya ada satu alasan rakyat mau ganti presiden i.e. rakyat merasa ada seseorang yang lebih baik dari penguasa sekarang. Set the agenda, paksa incumbent bicara soal isu-isu where the incumbent is weak.

Para challenger mesti menyampaikan who you are, why you are running, what you see as the important issue, why people should vote for you. Katakan itu dalam setiap pidato. Jangan pake text. Stump speech. Memorized without notes. Bombardir dia dengan itu. Sampe dia ngga bisa tidur, pucat pasih, kurus kering.

Pesan-pesan itu mesti konsisten, klir dan understandable. Voters hate "wafflers". Jangan pernah mengirim mixed messages to the voters.

Terakhir, mesti ada garis tegas. Antara challenger dan incumbent. Show the voters that there is a clear distinction between you and your opponent on issue you define. N good luck. May God be with you.(*)

Disclaimer : Rubrik Opini adalah media masyarakat dalam menyampaikan tulisannya. Setiap Opini di kanal ini sepenuhnya menjadi tanggung jawab Penulis dan teropongsenayan.com terbebas dari segala macam bentuk tuntutan. Jika ada pihak yang berkeberatan atau merasa dirugikan dengan tulisan ini maka sesuai dengan undang-undang pers bahwa pihak tersebut dapat memberikan hak jawabnya kepada penulis Opini. Redaksi teropongsenayan.com akan menayangkan tulisan tersebut secara berimbang sebagai bagian dari hak jawab.

tag: #  
Bagikan Berita ini :
Advertisement
Leap Telkom Digital
advertisement
BANK DKI JACKONE
advertisement
We Stand For Palestinian
advertisement
DREAL PROPERTY
advertisement
DD MEMULIAKAN ANAK YATIM
advertisement
Opini Lainnya
Opini

Badai Kecil Golkar dan Bahlil yang Jumawa

Oleh Ariady Achmad (Politisi Senior Partai Golkar, Mantan Anggota DPR RI dan Sahabat Dekat Gus Dur
pada hari Kamis, 14 Nov 2024
Golkar adalah partai politik yang memiliki jejak panjang dalam kehidupan demokrasi di Indonesia. Jatuh bangun, pahit getir telah dilalui sehingga menjadi salah satu partai politik yang matang dan ...
Opini

Prabowo dan Dilema yang Tidak Mudah Diselesaikan

Prabowo Subianto berada di persimpangan jalan yang kompleks dalam hubungannya dengan Joko Widodo (Jokowi) dan Gibran Rakabuming. Kedua figur ini, terutama Gibran yang dikenal dengan julukan Fufufafa, ...