Opini
Oleh Geisz Chalifah pada hari Rabu, 06 Des 2017 - 12:26:46 WIB
Bagikan Berita ini :

Abu Janda Vs Felix Siaw

78IMG_20171206_121827.jpg
Geisz Chalifah. (Sumber foto : Istimewa )

Selasa malam adalah waktunya melayuan, saya lebih memilih melhat show melayu bersama teman-teman kahmi di Aljazeerah dari pada nonton ILC. Krn Melayu telah terbukti menyatukan kita semua dgn menjadi bahasa resmi negara Indonesia.

ILC bisa saya tonton lewat youtube walaupun lebih banyak yang saya tidak melihatnya dari pada yang saya mengikutinya.

Malam ini ada banyak WA kesaya untuk melihat ILC yg jarang sekali saya tonton itu.

Lalu Saya melihat dari video resmi yg di publish oleh TV One dari bag 1 sampai bagian akhir, saya melihat dengan lengkap.

Kesimpulan saya. Pertama adalah saya harus menjelaskan posisi saya lebih dulu.

1. Dalam Pilkada kemarin saya adalah pendukung total Anies Sandi

2. Organisasi yang saya geluti sejak mahasiswa adalah HMi dan HMi saya pun saya lebih dekat kepada pemikiran Cak Nur.

3. Saya pendukung Anies tapi juga belajar banyak dari Cak Nur, maka saya sangat tidak mungkin menjadi anggota HTI maupun pengikutnya. Banyak hal yg saya tak sependapat dengan HTI.

4. Saya tak pernah dengar secara langsung Felix Siaw ceramah di majelisnya, saya juga tak pernah berdiskusi dgn Ustadz Abu Janda ketemu sekalipun tak pernah.

5 Kedua orang itu kebetulan pernah saya lihat saling berbantah melalui video yg mereka buat.

6. Malam ini saya melihat kedua orang itu berbicara secara langsung satu sama lain. tentang 212. (Saya tak ikut di 411, 212 maupun. reuni 212.)

7. Kesimpiulan saya setelah mendengar keduanya berbicara:

Ternyata Abu Janda atau Permadi Arya tak punya kemampuan intelektual sebagaimana Ustadz Felix Siaw.

Jadi yang selama ini dia bicarakan via video yg dibuatnya sendiri menjadi nol besar karena secara data ( data dalam perbincangan Intelektual adalah harga mati yg tak bisa ditawar)

Abu Janda tak punya data valid dan sistematika presentasinya berantakan. Lebih cenderung provokasl dari pada seorang intelektual bicara menjelaskan masalah secara rinci dgn opini yg dibangun secara argumentatif.

8. Ada satu lagi disitu bernama Denny Siregar, yang itu lebih parah lagi. Tak perlu saya jelaskan tingkat keparahannya karena bagi anda yang pernah mengikuti kuliah sosiologi satu semester saja, akan faham bahwa ternyata Denny Siregar tak memiliki sedikitpun kontruksi argumentasi dalam berbicara.

Jadi selama ini mereka yg tulisan maupun videonya bertebaran di Medsos. Masing - masing, telah terlihat dgn jelas kapasitas Intelektualitasnya.

Dah Gitu aja.(*)

Disclaimer : Rubrik Opini adalah media masyarakat dalam menyampaikan tulisannya. Setiap Opini di kanal ini sepenuhnya menjadi tanggung jawab Penulis dan teropongsenayan.com terbebas dari segala macam bentuk tuntutan. Jika ada pihak yang berkeberatan atau merasa dirugikan dengan tulisan ini maka sesuai dengan undang-undang pers bahwa pihak tersebut dapat memberikan hak jawabnya kepada penulis Opini. Redaksi teropongsenayan.com akan menayangkan tulisan tersebut secara berimbang sebagai bagian dari hak jawab.

tag: #  
Bagikan Berita ini :
Advertisement
Leap Telkom Digital
advertisement
IDUL FITRI 2025 AHMAD NAJIB Q
advertisement
DOMPET DHUAFA RAMADHAN PALESTIN
advertisement
IDUL FITRI 2025 WACHID
advertisement
IDUL FITRI 2025 HEKAL
advertisement
IDUL FITRI 2025 HERMAN KHAERON
advertisement
Opini Lainnya
Opini

Candu Kekuasaan dan Lenyapnya Jati Diri Pemimpin

Oleh Ariady Achmad
pada hari Jumat, 18 Apr 2025
JAKARTA, TEROPONGSENAYAN.COM - Kekuasaan, pada hakikatnya, adalah amanah. Namun sejarah dunia berulang kali menunjukkan bahwa kekuasaan juga bisa menjelma menjadi candu—menggiurkan, memabukkan, ...
Opini

Menimbang Dampak Kesepakatan Tarif Impor dengan Amerika Serikat terhadap Perekonomian Indonesia

JAKARTA, TEROPONGSENAYAN.COM - Dalam upaya mempererat hubungan ekonomi antara Indonesia dan Amerika Serikat, kesepakatan negosiasi tarif impor baru yang melibatkan peningkatan jumlah impor barang ...