Banyak pihak yang menuding Jokowi telah melakukan kriminalisasi terhadap ulama. Saya pribadi kurang setuju dengan pandangan tendensius tersebut. Lebih tepatnya Jokowi telah menjadi polusi terhadap semua agama, termasuk Pancasila, aparat hukum, parpol dan tak ketinggalan dirinya sendiri.
Perlu diakui, jurus epilepsi secara akrobatik telah menunjukkan level kesaktian jauh diatas jurus dizolimi. Legenda pemimpin higienis yang dikultuskan jaman SBY secara resmi berakhir manakala politik era Jokowi keruh oleh hoax dan black campaign. Suka atau tidak, sosok "pemimpin dari selokan" menjadi illustrasi yang paling realistis sekarang ini.
Selokanisasi terhadap politik dilakukan tim Jokowi melalui algoritma kekonyolan yang direproduksi tiada henti. Sebuah "Kengawuran sistematis" menunjukkan bahwa kebodohan tersebut telah melalui proses kalkulasi. Muncul hipotesa, rezim sekarang disinyalir menggunakan teknologi Artificial Intelligence (AI), yang secara matematis mampu menghitung pola berita.
Tujuanya jelas, sang maestro selokan ingin publik terbiasa dengan seperti taktik Donald Trump. Kotoran yang berasal dari para pemimpin "kesurupan" tidak akan memicu perlawanan mengingat publik sudah apatis dengan yang namanya Politik. Mau dipermak dengan kosmetik semengkilat apapun, politisi dimata publik tetaplah bopeng.
Akhirnya, Strategi menciptakan kegaduhan dengan memelihara miliaran bong telah berhasil seperti biasa "pengalihan" atas kasus penting. Lucunya, masih banyak politisi "suci" yang hingga kini nekad bertarung dalam limbah terkontaminasi dengan poster ber tagline bersih, jujur dan merakyat.
Sembah kerang ajaib!(*)
TeropongKita adalah media warga. Setiap opini/berita di TeropongKita menjadi tanggung jawab Penulis
Disclaimer : Rubrik Opini adalah media masyarakat dalam menyampaikan tulisannya. Setiap Opini di kanal ini sepenuhnya menjadi tanggung jawab Penulis dan teropongsenayan.com terbebas dari segala macam bentuk tuntutan. Jika ada pihak yang berkeberatan atau merasa dirugikan dengan tulisan ini maka sesuai dengan undang-undang pers bahwa pihak tersebut dapat memberikan hak jawabnya kepada penulis Opini. Redaksi teropongsenayan.com akan menayangkan tulisan tersebut secara berimbang sebagai bagian dari hak jawab.
tag: #